Sosialisasi Program Keluarga Harapan, Bupati Indah Tak Kuasa Menahan Tangis
Bukan tanpa sebab, Indah yang hadir memberikan support bagi KPM itu berbagi cerita motivasi tentang anak buruh tani KPM PKH yang sukses bersekolah hingga ke Perguruan Tinggi Negeri dengan mengambil jurusan Kedokteran di Universitas Gadjah Mada.
Kisah tersebut sengaja diceritakan isteri dari Muhammad Fauzi ini di depan KPM yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA, ibu hamil, dan lansia sebagai kisah inspiratif yang diharap dapat menjadi contoh bagi orang tua dan pelajar penerima manfaat PKH.
“Saat saya dikirimi video kisah ini, saya disuruh menyiapkan tisyu. Saya pikir video apa, begitu saya tonton saya menangis tersedu-sedu. Anak-anakku di Desa Cenning ini saya harapkan untuk tidak menikah di usia dini, terus mengasah kemampuan, kejar cita-cita dan jangan terkungkung hanya sampai di sini,” tuturnya.
Suasana haru menyelimuti KPM PKH, Indah yang kata Gubernur Sulsel itu adalah bupati gesit, menghela air matanya dengan tisyu.
Sementara dari data yang disampaikan Kepala Dinas Sosial, Besse A Pabeangi, ada 148 KPM PKH di Desa Cenning untuk tahun 2019.
“Kita berikan secara bertahap yakni per triwulan atau 4 tahap selama setahun. Rinciannya untuk Ibu hamil Rp. 2,4jt/tahun, anak usia dini/balita Rp. 2,4jt/tahun, pelajar SD Rp. 900.000/tahun, SMP Rp. 1,5jt/tahun, SMA Rp. 2jt/tahun, Lansia Rp. 2,4jt/tahun, Disabilitas Rp. 2,4jt/tahun ditambah bantuan tetap senilai Rp. 500.000 pada tahap pertama. Namun ketentuannya, dalam satu keluarga maksimal hanya 4 orang yang bisa menerima jika semua anggota bersyarat,” papar Besse A Pabeangi.
PKH, lanjut Besse tujuan utamanya adalah untuk sekolah dan kesehatan. “Jadi tiap penerima manfaat usia sekolah, tingkat kehadirannya harus mencapai 85% yang dicek secara berkala,” jelasnya.