Oleh : Haerullah Lodji (Peserta FGD/Host Pabicara)

Kabupaten Jeneponto, yang terletak di Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan serius dalam penanganan Tuberkulosis (TB).

Dengan latar belakang sosial-ekonomi yang beragam dan akses kesehatan yang bervariasi, penuntasan TB hingga tahun 2030 memerlukan pendekatan yang komprehensif dan holistik.

Melalui penerapan strategi Pentahelix dan pengembangan kolaborasi Hexahelix, kita dapat membangun ekosistem yang responsif terhadap kebutuhan lokal dan mendorong partisipasi aktif dari semua pemangku kepentingan.

Kabupaten Jeneponto memiliki populasi yang padat dengan berbagai tantangan, termasuk kemiskinan, keterbatasan akses ke layanan kesehatan, dan stigma sosial terhadap penyakit menular.

Faktor-faktor ini berkontribusi pada tingginya angka kasus TB. Oleh karena itu, pemahaman mendalam tentang konteks lokal sangat penting dalam merancang intervensi yang efektif.

1.Pemerintah :
– Kebijakan yang Mendukung : Pemerintah daerah harus memastikan adanya kebijakan yang jelas dan terintegrasi dalam penanganan TB.

– Ini termasuk penganggaran yang memadai untuk program kesehatan dan dukungan bagi puskesmas dalam menyediakan layanan diagnosis dan pengobatan TB.

– Pelatihan Tenaga Kesehatan : Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan melalui pelatihan yang berkualitas tentang diagnosis, pengobatan, dan manajemen kasus TB.

2.Akademisi :
– Penelitian Berbasis Komunitas : Kerjasama dengan universitas untuk melakukan penelitian yang sesuai dengan kebutuhan lokal, seperti studi epidemiologi, peta penyebaran TB, dan evaluasi program yang sudah ada.

– Inovasi dalam Pendidikan : Mengembangkan kurikulum pendidikan kesehatan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang TB.

3.Dunia Usaha :
– Corporate Social Responsibility (CSR) : Perusahaan lokal dapat berperan aktif melalui program CSR yang mendukung penanganan TB, seperti penyediaan fasilitas kesehatan dan dukungan obat-obatan.

– Kemitraan untuk Inovasi : Mendorong kolaborasi antara perusahaan farmasi dan institusi kesehatan untuk mengembangkan solusi berbasis teknologi dalam diagnosis dan pengobatan TB.

4.Masyarakat Sipil :
– Edukasi dan Kesadaran Masyarakat : Organisasi non-pemerintah dapat mengadakan kampanye kesadaran tentang TB, mengedukasi masyarakat tentang pencegahan dan pengobatan, serta mengurangi stigma terhadap penderita TB.

– Pelibatan Komunitas : Mengorganisir kelompok dukungan bagi pasien TB dan keluarga mereka untuk memberikan dukungan emosional dan informasi yang dibutuhkan.

5. Media :
– Kampanye Media yang Efektif : Menggunakan media lokal untuk menyebarkan informasi tentang TB, termasuk gejala, cara pencegahan, dan pentingnya pengobatan.

– Cerita Sukses : Menampilkan cerita sukses pasien TB yang sembuh dapat mengubah persepsi masyarakat dan mendorong lebih banyak orang untuk mencari pengobatan.

Dengan menambahkan elemen teknologi dan inovasi, kolaborasi Hexahelix dapat meningkatkan efektivitas penanganan TB di Kabupaten Jeneponto:

1.Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) :
– Aplikasi Pemantauan : Mengembangkan aplikasi mobile yang memungkinkan pasien untuk merekam jadwal pengobatan dan mendapatkan pengingat, serta memungkinkan petugas kesehatan untuk memantau kemajuan mereka.

– Sistem Informasi Kesehatan: Membangun sistem informasi kesehatan yang terintegrasi untuk memfasilitasi pengumpulan dan analisis data tentang kasus TB.

2.Inovasi dalam Pengobatan :
– Riset dan Pengembangan : Mendorong penelitian tentang obat-obatan baru dan pendekatan pengobatan yang lebih efektif, serta penyebaran informasi tentang inovasi tersebut kepada tenaga kesehatan dan masyarakat.

– Pelayanan Berbasis Telemedicine : Menggunakan telemedicine untuk memberikan konsultasi kepada pasien yang tinggal di daerah terpencil, sehingga akses ke layanan kesehatan menjadi lebih mudah.

3.Edukasi Digital:
– Platform Pembelajaran Online : Membuat platform online untuk pelatihan tenaga kesehatan dan edukasi masyarakat tentang TB.

– Media Sosial sebagai Alat Edukasi : Memanfaatkan media sosial untuk kampanye edukasi yang menarik bagi generasi muda.

4.Partisipasi Masyarakat :
– Keterlibatan dalam Program Kesehatan : Mendorong masyarakat untuk berpartisipasi dalam program-program kesehatan, seperti pemeriksaan kesehatan gratis dan penyuluhan tentang TB.

– Pelatihan Relawan: Melatih relawan untuk menjadi agen perubahan di komunitas mereka dalam upaya penanggulangan TB.

Implementasi strategi ini harus dilakukan secara terencana dan terkoordinasi.

Rencana aksi yang jelas perlu disusun, dengan indikator keberhasilan yang dapat diukur untuk mengevaluasi efektivitas program.

Evaluasi berkala memungkinkan penyesuaian strategi berdasarkan hasil yang diperoleh dan umpan balik dari masyarakat.

Penuntasan Tuberculosis di Kabupaten Jeneponto hingga tahun 2030 memerlukan pendekatan yang menyeluruh dan kolaboratif.

Dengan mengintegrasikan Pentahelix dan Hexahelix, kita dapat membangun sinergi yang kuat antara pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat sipil, media, dan teknologi.

Melalui kolaborasi yang efektif, kita tidak hanya dapat mengurangi angka kasus TB, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan, menciptakan Kabupaten Jeneponto yang lebih sehat dan berdaya saing.