Sudahkah Para Kandidat Mencantumkan Potensi dan Peran Strategis Masjid dan Mushollah dalam Pembangunan di Jeneponto?
Oleh : Haerullah Lodji (Direktur Pattiro Jeka)
JENEPONTO – Dialog Publik pertama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto yang berlangsung pada 3 November 2024 di Makassar telah menyita perhatian masyarakat.
Dengan tema pembangunan, pendidikan, kesehatan dan layanan publik, berbagai janji telah diperdengarkan untuk segenap masyarakat Jeneponto.
Tak terkecuali tema klasik namun selalu relevan, yaitu pembangunan kehidupan keagamaan senantiasa terlontar dengan manis tertuang dalam Visi Misi para kandidat.
Penulis mencoba menawarkan pengelolaan masjid dan mushollah bisa menjadi salah satu kunci untuk menciptakan kesejahteraan dan kemajuan dalam konteks masyarakat Jeneponto yang mayoritas beragama Islam.
Potensi Masjid dan Mushollah di Jeneponto
Berdasarkan data dari Kementerian Agama Kabupaten Jeneponto,yang terdapat dalam buku statistik sektoral, Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistika Kabupaten 2023, terdapat 800 masjid dan 400 mushollah, total keseluruhan 1.200.
Dengan jumlah yang signifikan ini, masjid dan mushollah bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan ekonomi.
Banyak yang belum menyadari atau tepatnya para paslon belum mencantumkkan dalam Visi Misi, masjid dapat menjadi tempat strategis untuk membina umat dan memajukan kesejahteraan masyarakat.
Hingga, dalam debat yang baru saja kita saksikan tidak ada satu pun pasangan calon yang menyebutkan data terkait masjid dan mushollah, seperti jumlah Masjid dan Mushollah, jumlah pengurus, dana yang dihimpun, atau fasilitas yang tersedia.
Data ini sangat penting untuk merancang program yang tepat sasaran dan berbasis potensi lokal.
*Pengelolaan yang Baik: Contoh dan Strategi*
1.Pengembangan Ekonomi Berbasis Masjid
Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah menjadikan masjid sebagai pusat ekonomi masyarakat.
Misalnya, setiap masjid bisa memiliki satu jenis usaha seperti kios sembako, warung makan, UMKM atau usaha kerajinan tangan.
Dengan demikian, masjid bukan hanya tempat beribadah, tetapi juga sebagai sumber penghasilan bagi jamaah.
Jika 1.200 masjid dapat menciptakan satu lapangan kerja, maka akan ada lebih dari 1.000 lapangan kerja baru yang tercipta.
2.Pendidikan dan Literasi
Beberapa masjid di daerah lain telah berhasil mengembangkan perpustakaan sebagai sarana mencerdaskan anak-anak. Misalnya, Masjid Al-Amin di Jakarta yang memiliki program literasi untuk anak-anak.
Jika masjid di Jeneponto bisa melakukan hal serupa, ini akan membantu mengurangi angka putus sekolah dan stunting di kalangan anak-anak.
Program pendidikan seperti kelas baca-tulis dan pelatihan keterampilan dapat diintegrasikan ke dalam kegiatan masjid.
3.Fasilitas Umum dan Ruang Rekreasi
Masjid juga dapat berfungsi sebagai ruang publik yang nyaman.
Contohnya, menyediakan area istirahat bagi pelancong yang melintasi jalur utama Jeneponto.
Jika masjid-masjid ini dilengkapi dengan fasilitas seperti taman, tempat istirahat, dan kios makanan, maka akan memberikan nilai tambah bagi pengunjung, sekaligus meningkatkan citra positif Jeneponto sebagai daerah yang ramah dan religius.
4.Pendanaan dan Kerjasama
Masjid dan mushollah dapat menjalin kerjasama dengan lembaga keuangan syariah untuk membantu pelaku UMKM mendapatkan akses permodalan tanpa riba dimana masjid menjadi jaminan atas usaha yang dilakukan berbasis syariah atau Masjid.
Program semacam ini bisa menjadi solusi bagi banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan modal untuk usaha.
Membangun Kepercayaan Umat
Para calon pemimpin harus menyadari bahwa untuk mendapatkan kepercayaan dari umat, mereka perlu menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan masjid dan mushollah.
Ini bukan hanya tentang membangun fisik, tetapi juga membangun program yang memberdayakan masyarakat. Program-program yang melibatkan partisipasi aktif jamaah akan lebih mudah diterima dan berpotensi sukses.
Masyarakat Jeneponto yang religius memiliki potensi besar untuk mengembangkan kehidupan keagamaan yang sejahtera.
Melalui pengelolaan masjid dan mushollah yang baik, kita dapat menciptakan pusat-pusat ekonomi, pendidikan, dan sosial yang berkelanjutan.
Ini adalah tantangan sekaligus peluang bagi para calon bupati dan wakil bupati untuk menyusun program-program yang relevan dan bermanfaat bagi rakyat.
Jika masjid menjadi pilar utama dalam pembangunan, bukan tidak mungkin Jeneponto akan dikenal sebagai pusat kunjungan wisata religi terbaik di Sulawesi Selatan, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.