Selanjutnya, mengoptimalkan partisipasi di basis pemilih, serta mampu meyakinkan publik untuk melanjutkan pembangunan Sulsel dan “success story” Syahrul Yasin Limpo. Pasalnya, dari riset yang menggunakan metode multistage random sampling, lembaganya juga mengukur seberapa besar kinerja Syahrul selama 10 tahun menjadi gubernur.

“Selain meneliti elektabilitas masing-masing pasangan, survei ini juga mengukur kinerja Syahrul Yasin Limpo dan Pemprov Sulsel selama 10 tahun kepemimpin Syahrul. Hasilnya, mayoritas pemilih merasa puas dengan kinerja SYL, yakni 79,3%, dan puas kinerja Pemprov 76,7%,” pungkas Fitri kepada wartawan.

Sebelum LSI, empat lembaga survei nasinal lainnya juga sudah mempublish temuan risetnya yang masing-masing mengunggulkan IYL-Cakka. Seperti Poltracking, Sinergi Data Indonesia, Indo Survei Strategi, dan Jaringan Suara Indonesia (JSI).

Di samping itu, sempat beredar “bocoran” survei SMRC. Di data yang belum terkonfirmasi dari pihak SMRC mengenai kebenarannya, lagi-lagi IYL-Cakka berada di posisi pertama. Disusul NA-ASS, NH-Aziz, dan Agus-TBL.

Khusus JSI yang merilis temuannya risetnya untuk medio Mei 2018, tingkat keterpilihan IYL-Cakka hampir sama dengan temuan LSI. Namun jika mengacu pada periode survei, LSI di April dan JSI di Mei, maka terjadi kenaikan trend elektabilitas untuk pasangan IYL-Cakka sekira 1% selama sebulan. Begitu pun untuk posisi kedua, selisihnya dengan IYL-Cakka di atas batas marjin of error. (*)