“Mungkin mereka lupa bahwa kita hidup di budaya Timur yang kental dengan sifat Sipakatau, Sipakalebbi. Sehingga serangan black campaign yang dilancarkan oleh orang yang kurang ide itu dengan bermaksud menjatuhkan NH-Aziz justru serangan caci makian itu berubah menjadi vitamin penyemangat bagi warga masyarakat sulsel yang cinta damai dan cinta kebersamaan dalam mendukung NH-Aziz. Warga mampu bedakan mana yang ahli membangun dan mana yang pintar bercerita buruk”, tutur Arman

Arman mengibaratkan bahwa “Hanya buah yang manis sering menjadi target lemparan pemakan mangga yang tak punya mangga dan jolok, dan ketika buah itu terjatuh yg melempar akan memungut dan memakannya. Saya kira filosofi itu yang tepat buat NH-Aziz. NH Azis dilempari black campaign secara tidak langsung mereka mengakui bahwa NH-Aziz memang manis dan diminati oleh warga Sulsel pada umumnya termasuk yang melempar”, imbuh Arman.

“Di Sulawesi Selatan sedikit hari lagi kita miliki pemimpin yang Nasionalis dan Relegius. Perpaduan pemimpin ini sangat menguntungkan buat perkembangan Sulawesi Selatan ke depan. Insya Allah kesabaran akan semua hinaan itu akan berakhir dengan sebuah kemenangan yang indah. Mari bersatu menepis hoax dan bersatu membangun kampung kita, bukankah itu lebih baik dibanding menampilkan kualitas diri berdendang ria dengan cerita buruk”, tutup Arman. (*)