Makassar, Matasulsel – Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz), menegaskan komitmen menjadikan Sulsel sebagai rumah bagi seluruh golongan. Asas keberagaman alias pluralisme dijunjung tinggi. Tidak boleh ada diskriminasi, apalagi yang mengatasnamakan suku dan agama.

NH menekan program Sulsel Baru yang dicanangkan bersama Aziz ditujukan untuk seluruh elemen masyarakat. Tidak memandang suku maupun agama. Contohnya pemberian insentif kepada pemuka agama, bukan hanya kepada imam masjid, tapi juga pendeta. Tidak ada pembedaan dan nilainya pun sama sebesar Rp1 juta per bulan.

“Kalau NH-Aziz jadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel, kita siapkan insentif untuk mensejahterakan pemuka agama. Bukan cuma imam masjid, tapi juga pendeta. Tidak ada diskriminasi,” ujar mantan Ketua PSSI itu, Senin, 9 April.

NH melanjutkan pihaknya siap menjamin kebebasan beragama bagi seluruh masyarakat. Termasuk dalam pendirian rumah ibadah, kata dia, sepanjang itu memenuhi aturan tidak boleh dihalangi. “Jika nanti ada yang menghalangi pembangunan tempat ibadah sepanjang memenuhi aturan, berhadapan dengan saya,” tegasnya.

Dalam kunjungan di Toraja pada akhir pekan lalu, NH juga menegaskan upayanya merangkul seluruh elemen masyarakat di tiap daerah agar memiliki posisi tawar. Bila terpilih, ia menjamin akan merangkul orang Toraja menduduki posisi penting lingkup Pemprov Sulsel.

Pernyataan NH itu bukan retorika semata. Saat ini saja, Ketua Koordinator Bidang Pratama Golkar itu telah menunjukkan kepedulian terhadap Toraja. Selain ikut memperjuangkan percepatan pembangunan bandara dan infrastruktur jalan, NH mendorong orang maupun keturunan Toraja bertarung pada pilkada. Semisal Emy Talesang sebagai Calon Wakil Bupati Luwu.

Sikap NH yang sangat menghargai keberagaman alias pluralis sudah mendapatkan pengakuan dari berbagai tokoh. Semisal pendeta Gereja Kristen Indonesia Parepare, Ari, yang percaya NH mampu mempertahankan nilai kerukunan antar umat beragama yang selama ini dijunjung di Sulsel. Bersama Aziz, NH diharapkan menjadi pengayom dalam suasana peribadatan yang tentran.

“Harapan kami bisa tetap seperti sekarang ini, saling menghargai dan kami bisa beribadah dengan tenang. Saya yakin dia bisa menjaga kerukunan umat beragama di Sulsel ini,” pungkasnya. (*)