Tanatoraja, Matasulsel – Tak ada raut wajah lelah. Malah cerah. Begitu yang terlihat, saat Ichsan Yasin Limpo menjejakkan kaki di Desa Lembang Sarappeang, Kecamatan Rimbun. Tepatnya di Kabupaten Tana Toraja.

Untuk orang seusianya, kebanyakan sudah ngos-ngosan. Tapi tidak untuk Ichsan Yasin Limpo. Padahal, baru saja menempuh medan yang cukup sulit. Wilayah ini memang tergolong pedalaman.

Untuk menjangkaunya cukup sulit. Tenaga mesin mobil tak mampu berkutik. Harus dibantu tenaga manusia. Alias didorong. Termasuk mobil yang ditumpangi Ichsan Yasin Limpo.

Menjangkau pedalaman yang terletak di bukit ini, medan jalannya juga sangat ekstrim. Lebarnya hanya untuk satu kendaraan saja. Belum kondisi jalannya yang menanjak, berliku dan licin.

Tapi demi memenuhi warga, tak ada istilah mengeluh, apalagi menghindar untuk bersilaturahmi. Itu sebabnya, sesampainya di Sarappeang, Ichsan langsung disambut penduduk setempat.

Sosialisasi berbalut silaturahmi itu jauh dari kesan formal. Ichsan langsung saja mendatangi dan berbaur dengan warga di pelataran rumah. Ada juga yang di kolong rumah. Setelah menyapa, Ichsan mengambil ancang-ancang untuk duduk. Beralaskan tanah, tanpa kursi.

Warga sempat dibuat heran. Ada juga yang merasa tak enak, karena tak menyiapkan kursi. Ichsan memberi kode, tak apa-apa. Duduk beralaskan tanah pun jadi. Suasana itu membuat sosialisasi berbalut silaturahmi ini semakin merakyat. Sambil Ichsan mendengar keluh kesah mereka.

Mayoritas masyarakat di desa ini adalah petani. Kendala yang sering dihadapi adalah irigasi. Selama ini, para petani masih mengandalkan musim penghujan untuk mengairi pesawahan.

“Insya Allah kalau saya dan Pak Andi Mudzakkar terpilih sebagai gubernur salah satu saya punya program adalah pertanian. Seperti pembangunan irigasi persawahan agar produktifitas lebih baik lagi,” komitmen Punggawa, sapaan akrab Ichsan.

Tak hanya mendengar aspirasi. Ichsan dan warga setempat juga banyak berdiskusi. Sesekali, diselingi tawa dan canda. Tanda kedekatan Ichsan dan rakyat memang tidak mengada-ada. Tak terasa, sudah beberapa jam obrolan. Ichsan pun siap-siap pamit.

Warga setempat seperti sedih. Mereka berharap Ichsan datang lagi. “Datang lagi Pak. Tapi sudah pakai baju dinas gubernur meki Pak nah,” tutur salah satu warga yang langsung diamini warga lainnya.

Ichsan Yasin Limpo memang punya cara berbeda dalam menemui rakyat. Di saat Nurdin Abdullah selalu “pamer” naik helikopter menjangkau pelosok, maka tidak dengan IYL maupun Cakka.

Keduanya selalu menempuh perjalanan darat untuk menjangkau wilayah tersebut, sekalipun medannya sangat ekstrim dan sulit untuk dilalui kendaraan roda empat. (*)