Salah satu buktinya, pernah menjadikan Gowa sebagai pemerintahan terbaik kedua secara nasional, sekaligus daerah pertama di Sulsel mendapat predikat itu. Begitu pun, kepedulian dan terobosannya di bidang pendidikan sudah dirasakan.

“Gowa yang mungkin lima kali lipat jumlah penduduk dan luasnya dibanding Bantaeng dan daerah kecil lainnya, tapi IYL tetap mampu membawa Gowa lebih baik. 6 kali WTP berturut-turut, pertama menerapkan Perda pendidikan gratis di Indonesia, dan sistem pendidikannya kini jadi percontohan,” tambah Rappung.

Atas apresiasi dan sikap organisasinya, Den Bogard mendaulat IYL sebagai pembina. Bahkan, saat IYL yang datang berkunjung ke sekretariatnya, Den Bogard memasangkan baju kehormatan ke tokoh yang diidolakannya itu.

Sementara IYL, menyampaikan terima kasih atas perhatian dan kebersamaan yang ditunjukkan Den Bogard selama ini. Ia menghimbau agar momentum Pilgub dijadikan momentum untuk adu ide dan gagasan.

Bukan saling “Begal”, memprovokasi, dan menciptakan permusuhan. Baginya, sekalipun harus berbeda sikap, tapi silaturahmi tetap harus terjalin. Tanggung jawab bersama, menjaga Sulsel untuk tetap kondusif. (*)