Tawaran Konsep Deng Ical Pimpin Makassar
Makassar, Matasulsel – Pasca uji kompetensi bakal calon wali kota makassar dari partai golkar, masing-masing kandidat telah memaparkan visi misi dan strategi dalam membangun kota makassar di depan tim pakar. Berikut rangkuman pernyataan dan perbedaan konsep pembangunan enam bakal calon wali kota Makassar.
1. Syamsu Rizal (deng ical) tawarkan konsep pertisipasi publik
Menurut Deng Ical pembangunan di Makassar tidak harus mengandalkan pemerintah kota semata, pemerintah harus libatkan partisipasi publik, perekonomian di Makassar terbukti didominasi sektor swasta dan masyarakat umum, hal tersebut terlihat pada data rasio produk domestik bruto (PDRB) Makassar.
“Partisipasi pemerintah, swasta dan masyarakat kita harus optimalkan karena hari ini pembangunan kota didominasi sektor swasta serta masyarakat, jadi pemerintah harus membuka ruang agar menjadi gerakan bersama” ujar Deng Ical di uji kompetensi partai golkar.
Terkait dengan konsep partisipatif yang ditawarkannya, Deng Ical akan memaparkan secara teknis kepada publik konsep tersebut nantinya jika sudah resmi menjadi calon “Nanti kita bahas secara teknis, belumpi waktunya sekarang” kata Ical usai menjani uji kompetensi di Hotel Singgasana, Makassar.
2. Julianti Noor ingin peran wanita diperkuat
Julianti Noor menganggap bahwa setiap masyarakat adalah subjek pembangunan termasuk wanita, partisipasi wanita harus diperhitungkan jika ingin wanita ingin hak haknya terpenuhi
“Saya tidak mewakili parpol tetapi mewakili pemilik suara terbesar yakni masyarakat yang senantiasa memperjuangkan perubahan” ujarnya Julianti dikutip dari wartasulsel
Julianti yakin dan percaya perempuan mampu mendatangkan ide ide baru untuk masyarakat dan sudah saatnya mereka mengambi peran pungkasny.
3. Danny Pomanto tetap Pede usung kota dunia.
Bakal calon Ramdhan Pomanto rupanya tetap yakin dengan Visi Kota dunia dengan menjadikan pelayanan publik di Makassar berstandar Internasional.
“Untuk mewujudkan target Makassar dua kali tambah baik. Pelayanan publik standar kota dunia yang bekerja dalam sebuah sistem smart city ‘Sombere’ (ramah), sekaligus adaptasi terhadap Revolusi Industri 4.0, sebagai sistem percepatan pelayanan publik yang harus mampu diakses dengan mudah semua kalangan tanpa terkecuali,” ujar DP dalam uji kompetensi dikutip detik.com