Selain Rosmiati, beberapa mahasiswa lain ikut memuji perhatian dan kepedulian Cakka terhadap remaja dan pemuda di Luwu. Meski demikian, pihaknya tidak mau ikut-ikutan mengatasnamakan lembaga kemahasiswaan.

Mereka menyadari, organisasi kedaerahan untuk mahasiswa asal Luwu Raya, bukan untuk dimanfaatkan. Apalagi, sejak dulu organisasi kedaerahan selalu menunjukkan netralitasnya.

Sementara itu, eks aktivis IPMIL Komisariat Unhas, Muh Fadhel, mengakui jika banyak mahasiswa dan pemuda berada dibarisan Punggawa Macakka. Bedanya tak mau mengatasnamakan lembaga.

“Organisasi itu milik semua. Jadi harus kita jaga netralitasnya. Nah, kalau person itu memang banyak mendukung IYL-Cakka,” tandas Fadhel yang merupakan putra asal Luwu Utara.