Rantepao, Matasulsel – Kabut tipis berarak pelan tersapu lembut angin di atas atap Tongkonan Buka, Buntao Toraja Utara. Waktu sore akan berakhir tapi tidak aktifitasnya.

Lantang Karampoan (tempat menerima tamu) penuh menyambut tamu yang sesungguhnya lebih layak disebut sebagai tuan rumah.

Andi Mudzakkar, lelaki yang disapa Cakka itu memang lebih pas disebut tuan rumah ketimbang tamu. Tongkonan yang ia datangi itu sesungguhnya adalah bangunan jiwanya, darah dan tulangnya yang tak bisa dipisahkan oleh apapun. Cakka memang berdarah Toraja. Bukan mengada-ada dan tak bisa dibantah.

Lima puluh empat tahun lalu, semasa kecil, saat masih “menetek”, Cakka dititipkan pada seseorang bapak yang berdarah asli Toraja. Namanya Puang Macanne Danduru. Pada istri Puang Macanne inilah, Cakka disusui.