Toraja, Matasulsel – Calon Wakil Gubernur Sulsel, Aziz Qahhar Mudzakkar, kerap diserang kampanye hitam di Toraja. Pasangan Nurdin Halid (NH) ini kerap diisukan tidak memiliki perhatian terhadap pusat destinasi wisata Sulsel. Padahal, mantan anggota DPD RI tiga periode itulah sosok yang paling berjasa memperjuangkan pemekaran Toraja Utara.

Tidak banyak yang tahu soal peran besar Aziz dalam pemekaran Toraja Utara. Putra Kahar Muzakkar itu memang ogah mengumbarnya. Perjuangan Aziz untuk mensejahterakan masyarakat Toraja akhirnya diungkap oleh sejumlah tokoh. Di antaranya yakni Wakil Ketua Pemekaran Toraja Utara, SL Tonapa dan Wakil Bupati Tana Toraja, Victor Datuan Batara.

SL Tonapa bercerita pemekaran Toraja Utara melalui perjalanan panjang dan penuh perjuangan. Bukan perkara mudah meyakinkan seluruh pihak, khususnya di Senayan, terkait pemekaran. Usulan pemekaran Toraja Utara sendiri pertamakali dibahas di DPD RI sebelum digolkan di DPR RI. Di situlah Aziz berperan besar dalam meyakinkan banyak pihak di Senayan.

“Aspirasi awal memang dari DPD, di situkan perwakilan daerah. Dari situlah dibicarakan (pemekaran Toraja Utara) dan saya menjadi saksi hidup perjuangan tersebut. Beliau (Aziz) merupakan orang paling pertama yang setuju Toraja dimekarkan demi kesejahteraan masyarakat,” kenang SL Tonapa yang juga sesepuh Golkar.

Pemekaran Toraja Utara bukanlah untuk memecah Toraja. Semangat pemekaran tidak membuat silaturahmi dan persaudaraan masyarakat Tana Toraja dan Toraja Utara luntur. Hanya berpisah secara administratif demi akselerasi pembangunan dan perekonomian. Muaranya peningkatan taraf hidup masyarakat Toraja Utara.

Terbukti, usai pemekaran, akselerasi pembangunan dan perekonomian Toraja Utara lebih cepat. Tidak kalah dari Tana Toraja, Toraja Utara berkembang menjadi daerah yang lebih maju dengan mengandalkan potensi pariwisatanya.

Cerita tidak jauh berbeda dilontarkan Wakil Bupati Tana Toraja, Victor Datuan Batara, yang menyebut Aziz telah mengukir tinta emas dalam sejarah Toraja. Olehnya itu, tidak adil bila Aziz yang maju pada Pilgub Sulsel 2018 seolah ingin dihakimi oleh isu SARA yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

“Karya Aziz semasa di DPD RI untuk Toraja sangatlah jelas yakni pemekaran Toraja Utara. Saat sebagian anggota DPD RI, bahkan yang orang Toraja tidak setuju (pemekaran Toraja Utara), beliau malah pasang badan. Dan, hasilnya Toraja dimekarkan yang muaranya untuk kemakmuran masyarakat Toraja sendiri.”

“Makanya, kalau berhembus isu SARA, itu rasanya tidak adil bagi Aziz. Apalagi yang berkaitan dengan Kahar Muzakkar (ayah Aziz), saat itu kan Aziz belum lahir dan semua tudingan itu tidak bisa dibuktikan. Belum ada fakta otentik,” pungkas Victor. (*)