“Di situ saya berjuang, saya tersinggung kenapa bukan orang koperasi dan orang pribumi yang menjadi kepala perwakilan. Ya terus terang saja (jabatan Kepala BPPC) itu saya rebut, bukan pemberian. Meski begitu, saya buktikan kepada Tommy Soeharto untuk mengangkat harga cengkeh,” NH menceritakan.

“Perlahan tapi pasti, harga cengkeh mulai terangkat. Dari sebelumya hanya Rp100, naik menjadi Rp500, lalu Rp1.000 sampai dengan Rp4.000. Namun, dalam penentuan harga cengkeh, ya bukan saya tapi pusat. Ditentukan oleh menteri perdagangan dan dilaksanakan oleh BPPC. Saya sendiri telah berjuang untuk menstabilkan harga cengkeh,” sambung mantan Ketua PSSI tersebut.

NH menuturkan telah memiliki banyak pengalaman berkaitan dengan menjaga stabilitas harga komoditas pangan. Bermodal pengalaman ditambah jaringannya yang kini sangat luas, ia dan Aziz Qahhar Mudzakkar berjanji membuat harga komoditas pangan di Sulsel lebih stabil. Dengan begitu, petani dan masyarakat, dalam hal ini konsumen bisa diuntungkan.

NH-Aziz diketahui merancang sistem resi gudang untuk memastikan harga komoditas pangan strategis bisa terjamin, baik saat panen maupun pasca-panen. Pasangan nomor urut satu ini juga mengadopsi sistem petik olah jual yang dulu digagas mantan Gubernur Sulsel, Amiruddin. Sistem tersebut sangat baik, tapi sayang tidak dilanjutkan dan dikembangkan. (*)