Testimoni Warga Pelosok Terhadap Kepedulian IYL-Cakka Terhadap Pendidikan
Sinjai, Matasulsel – Apresiasi terhadap program pasangan calon gubernur dan wakil gubernur nomor urut 4, Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) terus berdatangan.
Kali ini datang dari pelosok desa di Kabupaten Sinjai dan Kabupaten Bulukumba. Warga di dua daerah bertetangga ini kompak menyosialisasikan nomor urut 4 Appakabaji dan program unggulan pasangan yang mengusung tagline “Bersama Membangun Sulsel” itu.
Warga Desa Tellu Limpoe, Kecamatan Telle Limpoe, Kabupaten Sinjai, Sudirman mengatakan, dirinya memang tidak pernah bertemu dengan Ichsan maupun Cakka. Akan tetapi informasi yang dia dapatkan dari anak keponakan yang kuliah di Makassar, membuat dia banyak tahu tentang komitmen dan program IYL-Cakka, terutama soal pendidikan.
“Kami kenal dengan Punggawa Macakka karena anak ponakan yang kuliah di Makassar, katanya ini Punggawa Macakka sangat peduli terhadap pendidikan. Dan ini yang kita butuhkan sekali kasian. Karena saya dan keluarga misalnya, tidak bisa sekolahkan anak karena kadang ada biaya,” kata Sudirman, Minggu (18/2/2018).
Atas apresiasi dan kepedulian IYL-Cakka, Sudirman bersama keluarga turut memperagakan Salam Punggawa, atau salam yang selama ini dipopulerkan oleh pasangan calon yang dikenal dengan perpaduan komitmen, tegas dan merakyat itu.
Tak hanya itu, pada foto yang berhasil didokumentasikan, mereka juga mengangkat empat jari sebagi simbol nomor urut IYL-Cakka.
“Ini katanya adiknya Pak Syahrul (Syahrul Yasin Limpo/Gubernur Sulsel) cocokki memang kalau bilangki Appakabaji, memperbaiki memang tawwa,” tandasnya.
Apresiasi yang sama datang dari pemuda Desa Batunilamung, Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Asran. Menurutnya, bukan hanya pendidikan gratis, akan tetapi konsistensi Ichsan dalam mendorong kualitas pendidikan perlu untuk diapresiasi.
Dia mengaku, memonitor disertasi doktoral IYL-Cakka baru-baru ini. Upaya mendorong kualitas pendidikan dengan subsidi Rp1,5 Triliun per tahun adalah hal yang mesti diperjuangkan bersama-sama.
“Jangan biarkan orang yang mau lihat bangsa ini baik berjuang sendiri. Kita ingin bukti dan ada dasar. Bahwa pendidikan gratis yang dijanjikan itu ada landasannya. Seperti disertasi pendidikan pak Ichsan dan pengalamannya di Kabupaten Gowa, apa lagi yang mau kita ragukan. Kita ini tidak butuh yang bicara tanpa penjelasan yang akurat,” kata alumni salag satu perguruan tinggi di Makassar ini.
Saat menjabat Bupati Gowa, Ichsan memang dikenal sebagai penggagas pendidikan gratias Sistem Kelas Tuntas Berkelanjutan (SKTB). Bahkan pada saat programnya diekapose awal, Kemendagri sempat meragukan sumber anggaran program tersebut.
Akan tetapi, dua periode, Ichsan berhasil memajukan taraf pendidikan di Gowa. Bahkan tidak sedikit, program itu diadopsi daerah lain setelah melakukan study banding di Kabupaten Gowa.
“Pemimpin yang kita butuhkan adalah pemimpin yang bisa beradu gagasan. Bukan beradu kata-kata tanpa ada penjelasan detil. Apalagi kalau sudah terbukti, sangat wajar kalau kita sebut Appakabaji,” tandasnya.(*)