Tim Agus-TBL “Bongkar” Keanehan Survei CRC Yang Unggulan NA-ASS
Untuk itu, eks jubir Agus-TBL ini meminta penjelasan secara rinci terhadap CRC dalam penentuan sampel pada surveynya yang dipublish Senin 18 Juni, hari ini.
“Rumus apa yang digunakan dalam menarik sampel, jika menggunakan rumus slovin, sampel tidak akan besar dari jumlah populasi,” bebernya.
Sekedar diketahui, CRC selama merilis survei untuk momentum Pilkada, seringkali tidak tepat alias jauh meleset.Contohnya, di Pilkada Takalar 2017.
Di mana, CRC kala itu mengunggulkan petahana Burhanuddin Baharuddin-Natsir Ibrahim (Bur-Nojeng) dengan elektabilitas lebih 60 persen.
Semenetara rivalnya Syamsari Kitta-Achmad Dg Se’re ditempatkan di posisi akhir dengan elektabilitas 29,8 persen.
Tetapi fakta yang terjadi saat pencoblosan, justru berbanding terbalik. Syamsari bersama Dg Se’re keluar menjadi pemenang di Pilkada Takalar dengan raihan suara menghampiri 51 persen sementara petahana hanya sekira 49 persen.
Karena alasan itu pula, Natsir Ibrahim tidak percaya lagi setiap data survei yang dimunculkan CRC, termasuk jelang pencoblosan.
“100% saya tidak percaya lagi kalau survei CRC,” pungkasnya saat ditanya survei CRC.