Tokoh Masyarakat Gowa Ingatkan NA ASS Jangan Paksakan Kehendak Giring Perkelahian ke Politik
Gowa, Matasulsel – Setelah Kapolres Gowa mempertegas insiden perkelahian di salah satu desa murni kriminal murni, kini giliran tokoh masyarakat di Kabupaten Bersejarah ini angkat bicara.
Tak mau membiarkan isu perkelahian ditunggangi untuk kepentingan politik dan seolah olah ingin mengesankan teraniaya, mantan Wakil Bupati Gowa Abbas Alauddin mengeluarkan imbauan.
Abbas meminta kubu NA ASS agar tidak memaksakan diri menyeret kasus kriminal untuk kepentingan politik. Sebab publik sudah tahu dugaan motif dibalik pemunculan kasus ini.
“Kami di Gowa terbuka bagi siapapun yang ingin bersosialisasi. Tapi jangan menghalalkan segala cara, seperti berusaha menggiring isu perkelahian ke politik. Itu sangat menyesatkan,” papar Abbas saat dimintai tanggapannya, Kamis (07/12/2017) malam.
Ia menghimbau semua pihak, terutama kubu NA ASS untuk memberi kepercayaan ke polisi mengusut tuntas kasus perkelahian itu. Bukan justru seolah-olah mendorong atau berusaha mengintervensi aparat untuk menggiring ke ranah politik.
“Buktinya, banyak atribut NA ASS tetap terpasang di Gowa. Jadi sekali lagi, jangan mau mencitrakan diri seolah olah dianiaya. Padahal sesungguhnya tidak seperti itu. Kan katanya cerdas, masa pikirannya seperti itu,” urainya.
Dia menyarankan, jika ingin mendapat dukungan, masih banyak cara simpatik yang harus dilakukan. Bukan justru menjadikan isu perkelahian untuk mengkotak-kotakkan warga.
Sekadar diketahui, perkelahian yang mengakibatkan jatuhnya korban luka terjadi di Biring Bulu atau di dekat perbatasan Gowa Bantaeng, Rabu (06/12/2017). Perkelahian itu diduga karena seorang korban dalam kondisi sudah mengkonsumsi minuman beralkohol.
Kendati pihak kepolisian sudah berulangkali mempertegas itu kriminal murni dan akan diusut tuntas. Namun tetap saja kubu NA AAS melalui Juru Bicaranya Bunyamin, terkesan ngotot “menggiring” ke politik.
Sebelumnya aktivis KNPI Alumnus Zainuddin juga menghimbau kepada kubu NA ASS agar tidak melakukan provokasi dengan mencoba menyeret perkelahian ke ranah politik. (*)