Di posisi ketiga, kata dia, ada Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz), serta terakhir Agus Arifin Nu’mang-Tanri Balilamo (Agus-TBL).

“Keberhasilan dengan peringkat yang diraih oleh calon gubernur ini berdasarkan riset JSI. Karena memang kandidat ini berhasil melihat peluang di lapangan untuk menarik simpati masyarakat. Di potret survei itu kelihatan, bagaimana kandidat mengolah isu di lapangan dan meramunya menjadi alat untuk menarik dukungan dari pendukung kandidat lain,” jelas Fajar.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Pakar Politik Universitas Muhammadiyah Andi Luhur Prianto. Menurutnya, kekuatan kandidat dinilai dari seberapa besar mengelola isu di lapangan dalam meraih dukungan. Dengan memanfaatkan itu peluang menang semakin besar.

“Yang menetukan kekuatan konsolidasi, infrastruktur. Kalau itu bisa dikuasai pendukung kandidat lain bisa pindah ke kandidat itu. Apalagi pergaulan keluarga, sahabat, rekan bisnis dan sebagainya itu peluangnya besar,” pungkas Luhur. (*)