Makassar, Matasulsel – Ketua Tim Penggerak PKK Sulawesi Selatan Lies F Nurdin mengatakan terus berupaya menekan angka stunting di daerah itu, salah satunya dengan memberikan dukungan pada posyandu dan koordinasi berjenjang dengan TP PKK se-Sulsel.

“Satu langkah strategis adalah memberikan dukungan pada posyandu dan penanggulangan stunting melalui koordinasi berjenjang dengan Ketua TP PKK di 24 kabupaten/kota se-Sulsel,” kata Lies di Makassar, Sabtu, (21/11/2020).

Selain itu, PKK juga memberikan dana masing-masing sebesar Rp100 juta kepada 24 kabupaten/kota. PKK Sulsel menaungi 24 kabupaten kota, 307 kecamatan, 3.047 PKK desa dan kelurahan. Dengan membangun sinergitas dan komitmen akan menjadi kekuatan dalam menurunkan stunting di wilayah itu.

“PKK memiliki potensi yang luar biasa dengan gerakan masif dan terstruktur untuk mendukung program-program secara kelembagaan,” ucapnya.

Lies menjelaskan kiprah PKK Sulsel dalam penanggulangan stunting. Di antaranya sosialisasi pada setiap lapisan masyarakat dan jenjang pendidikan akhir mengenai pentingnya makanan bergizi pada masa kehamilan, menggalakkan pemanfaatan pekarangan dalam menjamin ketersediaan gizi setiap keluarga secara berkala.

Selain itu, lomba cipta menu beragam, bergizi, sehat dan aman, serta secara berkelanjutan melakukan sosialisasi dan edukasi pencegahan pernikahan dini pada anak, baik di sekolah maupun kelompok remaja. Pernikahan pada usia anak menjadi penyumbang angka stunting yang cukup besar di Indonesia.

PKK Sulsel juga aktif menyosialisasikan kerja sama dengan Kementerian Agama agar tidak memberikan izin menikah bagi yang belum memiliki materi, pentingnya makanan bergizi saat hamil, dan secara umum bagaima mencegah stunting. “Ini akan kami lakukan melalui Pokja I, bekerja sama dengan Kementerian Agama sebagai salah satu langkah strategis kami dalam upaya pencegahan perkawinan anak, apalagi di masa pandemi,” tuturnya.

Hal lain yang menjadi langkah strategis PKK adalah meningkatkan jumlah dan kualitas dasa wisma melalui upaya-upaya webinar di masa pandemi. Melakukan kerja sama dengan pihak terkait, baik pemerintah dan non-pemerintah dalam memberi pencerahan bagaimana bersikap dan mengelola psikologi ibu hamil di masa pandemi, serta menyusun tutorial penanganan ibu hamil hingga satu bulan bekerja sama dengan USAID sebagai lembaga non-pemerintah yang berfokus pada isu perkembangan anak.

“Kami optimistis, melalui gerakan bersinergi dengan semua pihak, target stunting turun hingga 14 persen pada 2024 bisa diwujudkan,” ujarnya.

Keseriusan Pemprov Sulsel dalam menekan angka stunting dibuktikan dengan penurunan persentase stunting dalam lima tahun terakhir. Pada 2013, angka stunting di Sulsel mencapai 35,49 persen. Angka tersebut menurun 5,1 persen di tahun 2019 dengan persentase 30,6 persen.

Sumber : Antaranews