Wajo, Matasulsel – Pasangan Amran Mahmud-Amran SE (PAMMASE) menunjukkan kedewasaan berpolitiknya. Meski dirugikan dengan aksi penghadangan yang diduga “diotaki” oknum aparat di Desa Abbanderang, namun pasangan ini tetap memberi pernyataan menyejukkan.

Bukannya terpancing atau dendam, pasangan yang memang dikenal merakyat, sederhana dan religius ini, justru menghimbau segenap tim, pendukung dan simpatisannya untuk menyikapi aksi penghadangan segelintir orang itu dengan kesabaran.

“Tetap tenang, dan jangan terprovokasi. Serahkan masalah ini ke aparat yang berwenang untuk mengusut tuntas. Insya Allah, selalu ada hikmah di balik setiap kejadian,” imbau Amran Mahmud, Selasa (13/3/2018).

Kandidat nomor urut 1 ini menambahkan, secara pribadi mendoakan siapapun yang melakukan penghadangan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Sebab cara-cara seperti itu sangat mencederai nilai-nilai demokrasi di tanah Wajo.

“Kita harus tunjukkan kedewasaan berpolitik. Kita boleh beda pilihan, beda pandangan, dan beda sikap. Tapi jangan karena itu semua, kita mengabaikan persaudaraan. Sippamase-mase’ki,” tambah Amran yang juga dosen di Institut Agama Islam (IAI) As’adiyah, Sengkang.

Kepada segenap tim dan relawannya untuk tetap fokus bergerak menyosialisasikan apa yang menjadi tawaran program dan komitmen menghadirkan perubahan di Kabupaten Wajo.

Di samping itu, Amran Mahmud juga menghimbau kepada rival beserta tim pemenangan untuk benar-benar menunjukkan komitmen menjalankan pilkada damai, tanpa berusaha menghalalkan segala cara.

“Mari kita jadikan momentum pilkada ini untuk beradu ide dan gagasan. Biarkan rakyat menentukan pilihannya sendiri, tanpa ada upaya intimidasi atau menghalalkan segala cara. Yakinlah, rakyat sekarang sudah pintar dalam memilah mana yang baik dan buruk,” pesannya.

Seperti diberitakan, saat PAMMASE hendak bersosialisasi ke Abbanderang, akses jalanan diblokir oleh segelintir orang yang mengaku suruhan pihak tertentu. Padahal, warga di dalam desa itu justru sangat antusias menyambut PAMMASE.

Terbukti saat berhasil melalui penghadangan itu, masyarakat di desa ini begitu antusias menghadiri dan menyambut PAMMASE, sekaligus memberi penekanan jika rakyat bersatu tak bisa dikalahkan. (*)