Makassar, Matasulsel – Mengusung tema: “One Action Towards A Healthy Indonesia”, seminar internasional itu menjadi momentum memahami perbandingan pola penanganan kesehatan di Asia.

Menghadirkan Assisten Prof. Dr. Pratuma Rithpho, MSN, dari Naresuan University Thailand, dan Dr. Yanti, S.ST, M.Keb, dari STIKES Estu Utomo Boyolali, tampil sebagai pembicara pada seminar internasional, yang digelar Fakultas Keperawatan Universitas Indonesia Timur (UIT).

Dr. Iin Inayah, S.Kp, M.Kep., dari STIKES Jenderal Achmad Yani Cimahi, dan Yulia Yusrini Djabir, S.Si, M.Si, MBMSc, PhD, Apt. dari Universitas Hasanuddin.

Acara yang diselenggarakan Kerjasama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Keperawatan dengan Rimatajang Institute Indonesia, itu berlangsung di Ball Room Graha Pena Fajar, Minggu, 19 November 2017, diikuti kurang lebih 600 peserta dari berbagai perguruan tinggi di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Rektor UIT, Prof. Dr. Muhammad Basri Wello, MA. Dalam pidato pembukaan seminar, menyebutkan seminar dengan pembicara berkualitas, terlebih internasional adalah kesempatan baik bagi peserta memanfaatkan setiap pemaparan materi dengan baik.

“Pengetahuan yang diterima hari ini dapat diaplikasikan nantinya, saat kembali ke unit kerja masing masing,” ujarnya.

“Melalui perbandingan antara profesi kesehatan di Thailand dan Indonesia, kita bisa mengambil manfaat dalam kegiatan kita, usai seminar nanti,” ujar Prof. Basri, sembari menambahkan momentum seminar internasional adalah ajang menempatkan UIT dalam Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang memiliki komitmen baik.

Dekan Fakultas Keperawatan UIT, Prof. Dr. dr. M. Nadjib Bustan, MPH. Mengatakan, seminar internasional ini, hanya satu bagian dari komitmennya membangun sistem kinerja akademik, sebagai budaya kampus yang bermanfaat bukan hanya bagi mahasiswa dan dosen, melainkan juga bagi masyarakat secara keseluruhan.

“Kegiatan seminar ini didahului workshop penelitian, yang kami gelar di kampus 5 UIT, Sabtu 18 November kemarin,” ujar Prof Najib.

Ketua Panitia Ade Putra Ardiansyah, menyebutkan selain workshop, seminar internasional, juga dilakukan penyerahan draft Memorandum of Understanding (MoU) antara UIT, dengan sejumlah universitas mitra baik dalam negeri maupun luar negeri.

Humas dan Kerjasama UIT, Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si, mengungkapkan MoU yang kini tengah menjadi prioritas bagi institusinya adalah yang mampu memberikan ruang gerak seluas mungkin dalam pencapaian kinerja Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“UIT segera mengakhiri 2017 dengan membukukan sekira 15 MoU, baik sesama institusi pendidikan tinggi, maupun institusi pemerintah, maupun swasta,” ujar Zul.(*)