“Putusan mahkamah konstitusi (MK) ini menjadi debat dalam kalangan akademisi, pemerhati dan pakar. Memang keputusan MK final, tapi keputusan pemberhentian tetap berada di MPR. Perdebatan ini tidak sampai berkesudahan,” ujarnya.

Sementara itu, Prof YIM selaku penguji eksternal memberikan apresiasi atas karya tulis ilmiah yang dibuat oleh Fahri.

“Memang sudah ada banyak mahasiswa yang membuat karya ilmiah seperti ini, tetapi yang dibuat oleh Pak Fahri agak lebih jelas soal pemaksulan itu,” katanya kepada awak media.

Selain Prof YIM, penguji lainnya adalah Prof Dr Said Sampara, Prof Dr Sufirman Rahman, Prof Dr La Ode Husen, Prof Dr Syahruddin Nawi, Prof Dr Mansyur Ramly, Dr Hamza baharuddin, Dr Abdul Qahar, dan Dr Baharuddin Badaru. (*)