Makassar, Matasulsel.com – Kalangan akademisi yang tidak tercatat sebagai bagian ‘tim sukses’ kandidat memberikan penilaian tentang hasil survei Jaringan Suara Indonesia (JSI) yang menempatkan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) di posisi pertama.

Setelah sejumlah akademisi lain yang tidak meragukan data JSI, kini dua akademisi dari perguruan tinggi berbeda yang memberikan pandangannya. Mereka adalah akademisi Unismuh, Andi Luhur Priyanto, dan Dosen UIN Alauddin, Syahrir Karim:

Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Priyanto memberikan penilaian tersendiri terhadap hasil survei yang dipublish Jaringan Suara Indonesia (JSI).

Menurutnya, JSI telah mempublikasikan hasil survei perilaku pemilih Pilgub Sulsel. Termasuk bulan lalu. Hanya saja saat itu, dengan alasan kode etik karena belum memasukkan berkas ke KPU, sehingga tidak melakukan persentasi angka.

“Beberapa bulan lalu, JSI sempat merilis hasil surveinya meskipun karena alasan kode etik, saat itu tidak membuka angka presentasi dukungan,” kata Luhur saat dikonfirmasi, Selasa (29/5/2018).

Melihat dari beberapa hasil survei sebelumnya, Luhur menilai hasil persentase yang dirilis JSI memang terbilang logis dan rasional. Pasalnya, dari selisih persentase antar kandidat sangat kompetitif.

“Saya kira hampir sama dengan data sebelumnya. Situasinya juga memang masih sangat kompetitif. Ini sinyal berbahaya bagi semua kandidat. Kemenangan akan di tentukan oleh endurance dan stamina untuk bertarung hingga last minute pencoblosan,” ucap dia.

Dia menjelaskan, pada umunya memang sejumlah lembaga survei bekerja untuk kandidat tertentu. Akan tetapi, setiap survei jika dengan kaidah dan prosedur, maka hasilnya akan valid dan kreadibel, termasuk JSI.

“Tetapi setiap survey, sepanjang dilakukan dengan kaidah dan presedur ilmiah yang benar maka hasilnya valid dan kredibel,” tandasnya.

Sementara Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar (UINAM), Syahrir Karim, meyakini hasil survei yang dirilis oleh JSI sesuai dengan metodologi.

Olehnya dia mengapresiasi hasil survei yang dirilis oleh lembaga yang ‘merajai’ kemenangan Pilkada di sejumlah wilayah di Indonesia selama 8 tahun terakhir. Dia yakin, lembaga yang bermarkas di Jakarta itu mampu mempertanggungjawabkan metodologi yang digunakan.

“Hasil survey JSI tetap kita apresiasi dari sebuah kerja metodologis yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah,” kata Syahrir.

Keyakinan Syahrir juga diperkuat dari persentase perilaku pemilih. Pada tingkat elektabilitas misalnya, selisih antar pasangan calon sangat rendah. Bahkan survei ini menggambarkan bahwa pertarungan Pilgub Sulsel sangat kompetitif.

Hasilnya, tingkat keterpilihan atau elektabilitas pasangan Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) berada di posisi pertama. Duet nomor urut 4 yang maju lewat usungan koalisi rakyat atau independen, memiliki elektabilitas 29,8 persen.

Sedangkan di posisi kedua ditempati Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman (NA-ASS) yang mengantongi dukungan 26,1 persen. Disusul di posisi ketiga, adalah Nurdin Halid-Aziz Qahhar Mudzakkar (NH-Aziz) 20.0 persen. Sementara Agus Arifin Nu’mang-Tanribali Lamo (Agus-TBL) hanya 7,1 persen.

“Apalgi hasilnya tidak terlalu signifikan jaraknya antar Paslon,” ucapnya. Olehnya, dia berharap semua pasangan calon dan tim pemenangan menghargai hasil survei. “Harapan kita, para paslon tetap menghargai hasil survey sebagai bahan evaluasi kerja-kerja tim,” tandasnya.(*)