Upaya Pencegahan Stunting di Kabupaten Jeneponto : Pandangan Wakil Bupati Islam Iskandar
Oleh : Haerullah Lodji (Pegiat Lembaga Pattiro Jeka/Anggota TPPS Jeneponto)
Stunting dan wasting adalah dua masalah gizi yang menjadi perhatian serius di banyak daerah, termasuk Kabupaten Jeneponto. Islam Iskandar, Wakil Bupati sekaligus Ketua Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS), mengemukakan berbagai gagasan dan langkah strategis untuk menangani isu ini, terutama pada 1000 hari pertama kehidupan anak.
Catatan ini akan mengupas secara komprehensif pemikiran dan tindakan yang diambil oleh Ketua TPPS Islam Iskandar.
1000 Hari Pertama Kehidupan : Fondasi Kesehatan Anak
Islam Iskandar menekankan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan sebagai periode kritis untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. Pada tahap ini, kualitas gizi yang diterima seorang anak akan berdampak besar pada kesehatan dan kemampuannya di masa depan.
Oleh karena itu, pencegahan stunting di Jeneponto harus dimulai sejak kehamilan hingga usia dua tahun. Upaya ini mencakup penyuluhan kepada ibu hamil mengenai pola makan yang sehat dan pentingnya pemeriksaan kesehatan secara rutin.
Aktivasi Posyandu : Gerbang Utama Layanan untuk Ibu dan Anak
Salah satu langkah konkret yang diambil oleh Wakil Bupati adalah aktivasi posyandu (pos pelayanan terpadu). Posyandu berfungsi sebagai gerbang utama layanan kesehatan bagi ibu dan anak, di mana berbagai program kesehatan dan gizi dapat diakses.
Menurut Islam Iskandar, posyandu tidak hanya menjadi tempat untuk pemeriksaan kesehatan, tetapi juga sebagai pusat pendidikan bagi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang dan perawatan anak.
Islam Iskandar yang juga ketua PMI Kabupaten Jeneponto mendorong keterlibatan kader posyandu untuk lebih aktif dalam memberikan informasi dan layanan kepada masyarakat, sehingga setiap ibu dan anak dapat mendapatkan perhatian yang layak. Dengan meningkatkan kapasitas posyandu, diharapkan angka stunting dan wasting di Kabupaten Jeneponto dapat menurun secara signifikan.
Aksi Kolaborasi : Menjadi Orang Tua Asuh Bagi Keluarga Stunting
Dalam upayanya untuk melibatkan masyarakat secara langsung, Islam Iskandar mengajak individu dan komunitas untuk berpartisipasi dalam aksi kolaborasi dengan menjadi orang tua asuh bagi keluarga yang mengalami stunting. Konsep ini tidak hanya memberikan dukungan finansial, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih dekat antara masyarakat dan keluarga yang membutuhkan.
Dengan cara ini, masyarakat dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan kualitas hidup anak-anak di lingkungan mereka.
Pendekatan Sistematis dan Holistik
Pendekatan yang diusung oleh Wakil Bupati Jeneponto adalah sistematis dan holistik. Artinya, pencegahan stunting tidak hanya bergantung pada satu program atau intervensi, tetapi melibatkan berbagai sektor, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi.
Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat dan lembaga swasta sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan anak yang sehat.
Islam Iskandar juga menekankan perlunya data yang akurat untuk memetakan masalah stunting secara lebih efektif. Dengan data yang tepat, program-program yang dirancang dapat lebih tepat sasaran dan berdampak lebih besar.
Upaya Wakil Bupati Islam Iskandar dalam menangani masalah stunting dan wasting di Kabupaten Jeneponto menunjukkan komitmen yang tinggi terhadap kesehatan generasi muda.
Melalui fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, aktivasi posyandu dan ajakan untuk berkolaborasi, ia menciptakan sebuah ekosistem yang mendukung pertumbuhan anak.
Dengan pendekatan yang sistematis dan holistik, diharapkan Kabupaten Jeneponto dapat menjadi contoh dalam pencegahan stunting di Indonesia, menciptakan masa depan yang lebih baik bagi anak-anaknya.