Prof Mohammad Nuh menguraikan bahwa wakaf bukan hanya investasi akhirat, tetapi juga investasi yang manfaatnya bisa didapat di dunia dan diakhirat, bagi diri sendiri dan masyarakat. Beberapa contoh suksesi perzakatan di tanah air yang ia deskripsikan dalam vceramah tersebut adalah RS Mata Wakaf Achmad Wardi di Kota Serang, Banten yang menarget sebanyak 2.513 pasien selama 5 tahun dan pengadaan mobil ambulance gratis.

Ia pun mengajak kepada peserta Mukernas untuk tetap berwakaf setiap hari. Menurutnya, tidak mengapa sedikit asalkan rutin dan berkelanjutan.

“Kalau disuruh milih, penjenengan pilih wakaf uang langsung banyak, atau sedikit saja tapi rutin. Kalau boleh jujur lebih baik pilihan yang kedua,” jelasnya.

Dalam sesi terakhir yang menutup ceramahnya dengan mengatakan, wakaf yang sukses manakala para nazir sudah mencapai level nazir 3.0, artinya nazir itu bisa kelola wakafnya, otaknya cerdas, dia bisa memperbanyak pewakif, dan melahirkan pewakif-pewakif baru.

“Nazir itu harus expert di bidang pengelolaan aset umat. Bisa membaca, menangkap dan menciptakan peluang, menjadi real power. Punya sertifikasi kompetensi, kemampuan melipatgandakan nilai aset,” tutupnya.

Laporan: Media Center Mukernas DPP WI. (*)