Wajar 1 Tahun Pendidikan Prasekolah : Mengapa Pendidikan Anak Usia Dini Penting?
Oleh : Haerullah Lodji (Pengurus Himpaudi DPD Jeneponto/Direktur Lembaga Pattiro Jeka)
Disarikan dari Pelaksanaan Workshop Advokasi percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 1 tahun Pendidikan Prasekolah
JENEPONTO, MATASULSEL – Langkah penting dalam pendidikan prasekolah di Indonesia, Selasa 27 Mei 2025 bertempat di aula Dikbud Jeneponto, Workshop yang diselenggarakan oleh Direktorat PAUD Kementerian Pendidikan Nasional ini dihadiri oleh A. Budi Pramono dan tim dari Kementerian Diknas, serta kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Uskar Baso berlangsung sukses.
Kegiatan ini melibatkan berbagai perangkat daerah dan organisasi mitra, menciptakan sinergi dalam upaya meningkatkan akses pendidikan bagi anak usia dini.
Pendidikan pada usia dini sering disebut sebagai “golden age” karena masa ini merupakan periode krusial bagi perkembangan fisik, kognitif dan emosional anak. Pada tahap ini, anak-anak memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap informasi dan keterampilan baru.
Pendidikan yang baik selama masa ini dapat membentuk fondasi yang kuat untuk perkembangan selanjutnya, memengaruhi kemampuan belajar, sikap sosial dan kesehatan mental mereka di masa depan.
Selain itu, pendidikan anak usia dini menjadi indikator penting dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2030. Investasi dalam pendidikan prasekolah tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga berkontribusi pada pembangunan sosial dan ekonomi negara.
Dengan meningkatkan akses dan kualitas pendidikan, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih produktif dan berdaya saing.
Dalam presentasi yang disampaikan, terungkap bahwa dari 113 desa dan kelurahan, 109 di antaranya telah memiliki satuan pendidikan PAUD. Namun, masih terdapat empat desa dan kelurahan yakni Tonrokassi Timur, Samataring, Bontonompo, dan Gantarang yang belum memiliki sekolah PAUD.
Dengan angka partisipasi sekolah (APS) yang mencapai 68,68% dan APS untuk usia 5-6 tahun sebesar 74,16%, masih ada sekitar 6.424 anak yang diprediksi tidak akan mendapatkan akses pendidikan prasekolah pada tahun 2026.
Kondisi ini menunjukkan adanya tantangan besar dalam mewujudkan wajib belajar satu tahun pendidikan prasekolah. Meskipun 4.816 anak usia 5 tahun telah terlayani dari total 7.892, proyeksi jumlah anak usia 5-6 tahun yang semakin meningkat menuntut kita untuk berpikir kreatif dan strategis.
Workshop ini menghasilkan beberapa strategi percepatan yang sangat penting:
1.Pembangunan Sekolah PAUD Baru : Mendirikan sekolah di desa-desa yang belum memiliki fasilitas pendidikan prasekolah.
2.Pembangunan Ruang Kelas Baru : Membangun ruang kelas baru di 22 desa dan kelurahan yang membutuhkan.
3.Peningkatan Kualifikasi Tenaga Pendidik : Meningkatkan kualitas para pendidik agar mampu memberikan pendidikan terbaik.
4.Layanan PAUD Holistik Integratif : Memperluas layanan PAUD yang mengintegrasikan berbagai aspek perkembangan anak.
5.Regulasi yang Mendukung : Merumuskan peraturan yang mendukung implementasi wajib belajar satu tahun pendidikan prasekolah.
6.Kolaborasi Adaptif : Membangun kerja sama yang adaptif dengan semua stakeholder terkait, termasuk pemerintah daerah, dinas pendidikan dan organisasi non-pemerintah.
Melalui kolaborasi yang erat dan komitmen dari semua pihak, kita memiliki harapan besar untuk menciptakan akses pendidikan yang lebih baik bagi semua anak. Workshop ini bukan hanya sebagai ajang tukar pikiran, tetapi sebagai langkah awal menuju perubahan yang nyata dalam dunia pendidikan prasekolah di Kabupaten Jeneponto.
Mari kita jadikan pendidikan prasekolah sebagai prioritas bersama, menyiapkan generasi masa depan yang cerdas, kreatif dan siap menghadapi tantangan global. Dengan kerja keras dan semangat kolaborasi, kita bisa mewujudkan cita-cita pendidikan yang inklusif dan berkualitas, mendukung pencapaian indikator pembangunan dalam RPJMN 2025-2030.