Dengan berjalan kaki sejauh tiga kilometer, Danny Pomanto yang mengenakan kemeja putih dibalut jas hujan menerobos air yang sudah setinggi dadanya.

Melihat hal tersebut, Danny menjelaskan langkah utama yang harus dilakukan adalah bagaimana penanganan untuk pengungsi.

” Baru kemudian kita konsen soal listrik, jangan sampai ada apa-apa. Karena ketinggian air saat ini hampir menyentuh gardu listrik,” ucap Danny saat menemui korban pengungsi di masjid.

Danny menjelaskan, persoalan banjir di Kodam III merupakan kiriman dari sungai yang berada di Kabupaten Maros. Sehingga penyelesaiannya harus melalui koordinasi provinsi bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Maros.

“Saya kira solusinya harus ada koordinasi yang baik antara semua pihak. Karena kita ketahui lokasi ini memang tempatnya air saat musim hujan. Tapi insya Allah segera kita tangani, sepertinya harus dibuat tanggul di sini,” pungkasnya.

Diketahui, Kompleks Kodam III merupakan titik banjir terparah di Kota Makassar akibat curah hujan yang tinggi dalam beberapa hari terakhir.

Banjir yang terjadi sejak Rabu, 20 Desember 2016 kemarin ini, merendam pemukiman yang dihuni sekira 460 KK, dengan jumlah penduduk 1647 jiwa ini.(**)