“Sejatinya pilihan dalam pilkada adalah hak yang melekat pada pemilih, apapun keputusannya atas sebuah pilihan itulah yang ia artikan sebagai jalan terbaik dalam melihat sebuah keadaan menjadi semakin baik dan maju”, tutur Arman.

Ia menambahkan fenomena itu bisa menimbulkan sensitifitas ketika mesin pekerja politik secara tekhnis tidak dewasa menyikapi hal tersebut.

“NH-Aziz berprinsip tamu di rumah adalah raja, itu budaya kita tamu dihormati apalagi yang datang ke kita adalah sanak keluaga silessureng malebbi’ta maneng, mereka patut mendapatkan tangan terbuka dan pelukan hangat sambil bersepaham bahwa untuk perubahan yang baik tak ada kata terlambat, mari Sama-Samaki”, tutupnya. (*)