Oleh : AgusSijaya Dasrum

Jalan Karya Dalam-Empoang Binamu Jeneponto Sulawesi Selatan yang dulunya disebut jalan perintis adalah sebuah jalan sederhana yang tersembunyi di sudut kota Bontosunggu, ibukota Jeneponto.

Jalan ini, bukanlah sekadar deretan aspal. Ia adalah saksi bisu yang bijaksana, yang telah melihat pergantian zaman dan menyaksikan berbagai kisah.

Warganya tumbuh di pangkuannya. Di jalan ini, aspalnya yang didampingi drainase yang butuh polesan, merekam setiap tawa, dan cerita yang terjalin.

Jalan Karya Dalam penghubung jalan karya Empoang ini punya detak jantung yang sama kuat dengan warganya. Detak jantung itu berdegup kencang jelang tanggal 17 Agustus, ketika bendera Merah Putih berkibar gagah di setiap tiang depan rumah bersama umbul-umbul dan pernak pernik merah putih lainnya. Bukan hanya bendera, tetapi juga semangat nasionalisme kebangsaan yang mengalir deras, menyatukan seluruh warganya.

Mereka ibarat paduan suara yang menggelorakan lagu Indonesia Raya dengan lantang, bukan karena keharusan, melainkan karena kebanggaan. Tembok-tembok pagar rumahnya dicat ulang dengan warna cerah putih seragam, gapura dihias sedemikian rupa, dan setiap anak berlari-lari riang, menenteng bendera kecil di tangannya.

Namun, semangat kebangsaan itu tidak hanya terbatas pada perayaan kemerdekaan. Ia adalah napas sehari-hari yang meresap dalam setiap interaksi. Jika ada tetangga yang kesulitan, setiap warga tidak akan membiarkan. Mereka bergerak untuk saling membantu. Memangkas rumput di halaman depan rumah dan sepanjang jalan. Membersihkan selokan, dan memungut sampah.

Di sini, persaudaraan terjalin indah ibarat sebuah pohon rindang dengan beragam ranting. Ranting-ranting itu tidak pernah saling bersinggungan, apalagi menyakiti. Justru, mereka tumbuh bersama, menciptakan kanopi yang teduh dan kokoh. Ini adalah perumpamaan tentang bagaimana Jalan Karya Dalam-Empoang telah memelihara eksistensi kerukunan di antara warganya.

Di sini, berbagai fasilitas disediakan, ada Wifi gratis publik untuk layanan internet, ada TKA/TPA untuk belajar baca Al-qur’an, sarana olahraga Volley, Bulutangkis, Senam dan jogging, sarana ibadah Mushallah, pos jaga, dan tenda siap pakai bagi warganya yang membutuhkan.

Saat ini, mereka merayakan hari besar bersama di perayaan Kemerdekaan ke-80. Kemah rakyat pun akan digelar dan berbagai macam perlombaan rakyat.

Inilah jalan Karya Dalam-Empoang yang penuh senyuman. Ia bangga melihat warganya tidak pernah lelah saling mengulurkan tangan. Ia tahu, selama semangat nasionalisme dan kerukunan masih berdenyut di setiap warganya, ia akan selalu menjadi tempat yang hangat untuk kembali. Sebuah jalan yang lebih dari sekadar jalur, tetapi sebuah rumah yang dibangun dari cinta, persatuan, dan rasa saling memiliki.

Ayo, berkunjung ke sini. (*)