Anarko sebagai kelompok yang anti kapitalisme melawan pemerintah karena dianggap sebagai kapitalis. Anarko memprovokasi supaya terjadi kerusuhan sebagai bentuk perlawanan terhadap kapitalisme.

Kerawanan pada saat pandemi covid-19 dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok tertentu terutama kelompok radikal sebagai momentum untuk melakukan aksinya.

Selain sebagai saat yang tepat karena konsentrasi pemerintah yang fokus pada pandemi covid-19, situasi ini juga dianggap sebagai momentum untuk menunjukkan perlawanan terhadap pemerintah.

Analisis kerawanan (Prunckun:2010) mempertimbangkan tiga faktor yaitu daya tarik, kemudahan diserang (sistem pengamanan), dan dampak. Jakarta sebagai Ibu Kota dan kota-kota sekitar sebagai penyangga mempunyai daya tarik cukup kuat bagi kelompok radikal untuk menjalankan aksinya. Selain itu dengan konsentrasi pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 membuat sistem pengamanan dianggap menjadi lebih longgar.

Dampak yang timbul jika aksi dilakukan saat ini tentu akan signifikan karena bisa menjadi pemicu aksi-aksi lainnya yang bisa muncul karena tekanan ekonomi atau sikap politik yang bersebrangan dengan pemerintah.

Dalam situasi yang cukup rawan ini maka langkah yang paling tepat bagi pemerintah adalah dengan optimalkan kekuatan untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini berbagai ancaman yang bisa muncul memanfaatkan kerawanan pandemi covid-19. Unsur pemerintah seperti Polri, TNI dan BIN harus kerja keras dan melibatkan masyarakat sipil untuk menguatkan inderanya mendeteksi dini dan cegah dini berbagai ancaman.

Dengan soliditas dan kolaborasi antar lembaga pemerintah dan unsur masyarakat sipil, diharpkan celah-celah kerawanan dapat ditutup dan ancaman dapat dibendung. Tentu saja hal tersebut dapat terjadi jika kesadaran untuk bekerja sama menangani situasi yang sangat kompleks ini bisa terbangun. Penulis Stanislaus Riyanta, Analis Intelijen dan Keamanan.(*)