Dalam pelaksanaannya, pesantren bekerja sama dengan pelaku usaha roti lokal, ahli dalam bidang kuliner, dan pakar manajemen usaha untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada peserta.

Selama pelatihan, peserta diajarkan tentang teknik pembuatan roti yang baik, pemilihan bahan baku yang berkualitas, pengelolaan produksi yang efisien, dan strategi pemasaran yang efektif. 

Roti yang dihasilkan dijual dengan harga variatif, mulai dari Rp2.000 hingga Rp5.000.

Setelah berjalan kurang dari setahun semenjak program bantuan ini diberikan, usaha mandiri pembuatan roti Pesantren Yatama Mandiri ini telah beromset Rp3 hingga Rp5 juta rupiah setiap bulannya dan dari hasil tersebut pesantren bisa menggunakannya untuk menggaji para santri yang terlibat hingga untuk menutupi biaya operasional.

Abdul Rahim, selaku penanggung jawab usaha mandiri di Pesatren Yatama Mandiri menjelaskan bahwa hasil dari pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla sangat memuaskan.

“Santri dan dan para alumni yang terlibat telah berhasil menghasilkan berbagai jenis roti dengan kualitas yang baik. Mereka juga menerapkan strategi pemasaran yang inovatif, termasuk penjualan secara online dan kerjasama dengan toko-toko kecil yang ada di sekitar pesantren,” katanya. 

Abdul Rahim yang juga mejabat sebagai sekretaris Yayasan Yatama Mandiri mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan dan dukungan yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla.

“Semoga program ini dapat terus berlanjut dan memberikan manfaat yang besar bagi pesantren dan masyarakat sekitar,” ujarnya. 

Sementara itu, Salman Febriyansyah mewakili Yayasan Hadji Kalla menjelaskan bahwa Melalui pemberdayaan pesantren dengan usaha mandiri pembuatan roti, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang mandiri secara ekonomi dan memberikan dampak positif bagi pesantren, santri, dan masyarakat sekitar.

Yayasan Hadji Kalla berkomitmen untuk terus mendukung program-program pemberdayaan semacam ini, guna mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.**