“Korupsi dan praktiknya telah terjadi sejak lama, sejarah mencatat bahkan pada awal periode kerasulan Nabi Muhammd SAW, di Madinah, telah terjadi tindak korupsi, terkait dengan sumber keuangan negara seperti ganimah dan zakat,” ujarnya. Jadi prilaku korupsi bukan hal baru.

“Di buku itu saya dengan tegas menolak pendapat yang menyebutkan korupsi adalah budaya,” ujar dosen, yang juga Direktur Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) Jurnalis Online Indonesia (JOIN) Nasional, sembari menambahkan, teori budaya tidak mengarahkan manusia pada keburukan.

“Perpindahan zaman membawa serta manusia dan prilakunya, transformasi itu tidak sepenuhnya bisa kita kategorikan otomatis transformasi kebudayaan,” lanjutnya. Korupsi itu hanya prilaku, dan ada pada semua orang yang mengaku memiliki budaya di dunia, tegasnya.

“Dalam buku ini tidak disebutkan bahwa korupsi adalah budaya, melainkan kebiasaan dari prilaku individu, yang ikut mempengaruhi individu lain di sekitarnya, serta membawanya kedalam kelompok atau golongan,” ujar, Zulkarnain Hamson, yang pada September 2020 ini, menerbitkan bukunya yang ke-3 berjudul “Etika Jurnalistik: Pengalaman Dari Lapangan”

“Membedah Anatomi Korupsi: Perspektif, Fenomena dan Fakta, adalah obsesi saya sejak masih di pelatihan ToT yang diselenggarakan KPK,” katanya. Isinya dimaksudkan untuk mengurai pemahaman pada apa sesungguhnya korupsi itu, bagaimana bisa terja di, bagaimana mencegahnya, mengontrol, mengendalikan dan mekanisme sanksi hukum yang mengikutinya, bebernya.(*)