Apabila hal ini tidak dilakukan dengan serius, maka yang terjadi adalah timbulnya berbagai masalah, seperti lingkungan kerja yang tidak sehat, tidak ada konsep dan aksi yang jelas dalam pembangunan, memiliki hubungan tidak baik di antara lembaga dan pelayanan publik amburadur.

Fit and proper test juga bermanfaat untuk menilai kelayakan pejabat sesuai passion diri. Apa bila tidak sesuai passion diri, maka kepala tersebut tidak profesional, tidak kompeten, dan menjadi beban dalam bekerja.

Sebenarnya dengan adanya fit and proper test ini membangun kinerja kepala karena penempatannya sesuai dengan keahlian dan profesionalisme mereka, sehingga kualitas manajerial serta kemampuan dan integritas calon pejabat bisa dinilai.

Selain itu, fit and proper test turut memotivasi staf perkantoran untuk meningkatkan kinerja, karena proses seleksi kepala berdasarkan kemampuan dan keahlian, bukan faktor orang dekat dan lain sebagainya.

Hal tersebut juga bisa mempersempit bahkan menghambat terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme, serta politik balas jasa dalam konotasi negatif.

Ke 34 pejabat tinggi pratama atau eselon Dua, akan mengikuti Asessment tertulis dengan job fit dan wawancara.

11 orang Camat hanya ikuti wawanxara di pusat pendidikan dan pelatihan Lembaga Administrasi Negara(LAN) Makassar 7-9 Desember 2018.(yustus).