Menariknya, anak-anak ini merupakan stakeholder kunci dalam upaya pencegahan perkawinan anak. Sebagian dari mereka baru saja terpilih sebagai ketua OSIS di sekolah masing-masing, tiga diantaranya adalah perempuan, ini menunjukkan bahwa kesempatan bagi laki-laki dan perempuan untuk berperan setara, dengan kemampuan kepemimpinan yang potensial.

Mereka menawarkan diri sebagai solusi atas peliknya situasi perkawinan anak, yang sering mengakibatkan anak pelajar kehilangan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan setelah menikah.

Temuan lapangan oleh bidan dan petugas kesehatan juga sangat relevan. Banyak ibu hamil dan melahirkan di usia anak, serta kasus-kasus anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) dan stunting, mengindikasikan risiko yang lebih besar bagi kesehatan dan masa depan anak-anak tersebut.

Tawaran anak-anak hebat ini untuk menjadi tutor sebaya bagi kurang lebih 60 siswa setingkat SD, SMP, hingga SMA se-Kabupaten Jeneponto sangat layak untuk dipertimbangkan.

Mereka bersuara, menunjukkan kepedulian, dan merancang aksi bersama untuk menyelamatkan teman sebayanya dari praktik berbahaya perkawinan anak, demi menciptakan “Jeneponto Bahagia.” Dalam tagline yang mereka suarakan,

“Kami Anak Jeneponto, Anak Jeneponto 100% Tolak Perkawinan Anak,” mereka menegaskan komitmen untuk menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.

Ketika dibagi dalam kelompok untuk menggali ide-ide solusi terhadap upaya pencegahan perkawinan anak, kreativitas mereka semakin bersinar. Mereka saling mendukung, bertukar pikiran, dan mengembangkan gagasan-gagasan inovatif. Proses ini tidak hanya membangun keterampilan berpikir kritis, tetapi juga membentuk rasa kebersamaan yang kuat di antara mereka.

Acara ini menegaskan pentingnya melibatkan suara anak-anak dan remaja senagai bagiam dari hak partisipasi anak dalam pembicaraan serius tentang isu-isu yang memengaruhi kehidupan mereka.

Dengan semangat yang menggebu dan ide-ide yang segar, para peserta FGD ini menunjukkan bahwa mereka adalah generasi masa depan yang siap berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat. (*)