Menurutnya, setiap orang tua perlu memiliki kemampuan dan kecakapan untuk menyediakan fasilitas literasi dan numerasi bagi anak-anak mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan membentuk ekosistem literasi yang dimulai dari keluarga, kemudian dilanjutkan ke satuan pendidikan.

Bachtiar menegaskan bahwa keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh keterlibatan tiga pilar utama: keluarga, satuan pendidikan, dan masyarakat.

“Jika setiap keluarga mampu menempatkan literasi sebagai hal yang vital, maka saya yakin percepatan pendidikan literasi dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat dalam membaca dan menulis,” tambahnya.

Dia juga menekankan pentingnya peran guru sebagai teladan dalam mempromosikan literasi dan numerasi. “Kita membutuhkan gerakan literasi yang tidak hanya ditujukan kepada siswa, tetapi juga kepada guru. Ini akan membentuk ekosistem membaca dan menulis yang sehat dan produktif,” kata Bachtiar.

Di akhir sesi, Bupati Maros, Dr. H.A.S. Chaidir Syam, menyumbangkan buku karyanya yang berjudul “Mencintai Maros Tanpa Batas”. Buku tersebut diserahkan langsung oleh Kabid Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Dispursip Maros, Irham Bijaksana, kepada Plt. Kepala Sekolah SMA 13 Maros, H. Abidin, dan seluruh peserta workshop. (*)