“Waktu keberangkatan kapal sudah mepet, 1.000 ton siap diangkut dengan 40 buah kontainer berkapasitas 25 ton. Ahad ini sudah ada 12 kontainer datang dari Perak Surabaya. dua kontainer menjemput beras ke Cepu di Desa Sidorejo. 10 kontainer berikutnya jemput ke Bojonegoro di Kecamatan Dander dan Kecamatan Balen,” ujar Harun.

Salim selaku pemantau aktivitas bongkar muat barang dari PT Samudera Indonesia menghitung-hitung, dari Kecamatan Balen seluruhnya 5 ribu karung beras sudah termuat di lima kontainer yang melaju ke Tanjung Perak.

“Menjaga kualitas beras, supaya ruang di kontainer tidak terlalu lembap dan pengap, penataan beras ada aturannya. sembilan karung beras ditata memanjang, tujuh karung beras ditata melebar, dan 15 karung beras ditumpuk ke atas,” jelasnya.

Selepas azan Maghrib, lima kontainer dari Kecamatan Balen, lima kontainer dari Kecamatan Dander, dan dua kontainer dari Kecamatan Cepu bergerak beriringan. Meski iring-iringan truk kontainer berjalan lambat karena penuh muatan beras masing-masing 25 ton. Putaran roda-roda truk kontainer yang menggilas jalur aspal antara Cepu – Bojonegoro sampai ke Tanjung Perak sudah seirama dengan putaran rasa kemanusiaan yang tergugah.

“Kapal Kemanusiaan adalah ikhtiar meluaskan partisipasi.  Kalau yang kecil saja rela menyumbang makanan yang mereka santap, tentu yang lebih mampu, bersedia berkontribusi lebih besar mendukung terwujudnya kedaulatan pangan negeri ini. Berawal dari kemampuan melayani krisis kemanusiaan,” terang Ahyudin.

Dari Indonesia yang subur, 1.000 ton beras untuk Afrika bakal menjadi kado istimewa untuk Somalia. Bukti bahwa bangsa ini bisa berbuat sesuatu untuk meredam Afrika yang dirundung kelaparan. (*)

sumber: rmol.co