Lanjut Arsel, “Untuk konsepnya, kita telah melakukan klasterisasi, jadi perdaskan survei dan kajian kepada peserta sekolah alam. Sehingga subjek-subjek apa saja yang bisa kita pertegas atau intensifkan berdasarkan kebutuhan anak-anak. Misalnya mathematic, IPA, bagaimana literasi sederhana menulis dalam Bahasa Indonesia dan lain sebagainya. Sekolah ini memiliki konsep volunteer, kita tidak memungut biaya apapun dan dilaksanakan sekali seminggu, kita juga melakukan open volunteer, siapa yang memiliki motivasi untuk membagikan ilmunya silahkan masuk dan berkontribusi.”

Tambah Arsel bahwa pilihan tempat pelaksanaan sekolah alam tersebut di Kampung Nelayan Oesapa karena para penggagas sekolah alam ini juga adalah penduduk dikota kupang yang masih memiliki beberapa aktifitas yang harus stay di kota kupang sehingga potensi-potensi di Kota Kupang yang bisa kita masuk dan memberikan kontribusi lebih jauh.

“Dilihat disini untuk Kota Kupang banyak tempat yang memiliki atmosfer pendidikan yang lebih baik. Namun ada ternyata didalam society Kota Kupang yang masih memiliki aksesibilitas terhadap pendidikan yang kurang baik salahsatunya Kampung Nelayan, mungkin karena faktor ekonomi dan lain sebagainya, dikatakan seperti ini karena berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan bahwa klo mau dibandikan misalnya kemampuan mereka misalnya. literasi yang sederhana itu masih lebih rendah dari teman-teman mereka dalam satu kota yang sama yang memiliki aksesibilitas pendidikan lebih baik disekolah-sekolah yang lebih baik dan memiliki fasilitas privat kelas formal, kita melihat sekolah alam dibutuhkan dikampung nelayan ini,” pungkas Arsel

Sekolah alam yang rencananya dilaksanakan selama satu tahun tersebut diikuti oleh 18 peserta dalam tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Melibatkan 7 orang relawan pengajar.

 

Penulis : Hisbullah

Editor : Mustakim