Tapi faktanya sampai sekarang tak kunjung terealisasi. Belum lagi tokoh masyarakat setempat yang dijanjikan soal dana pembebasan lahan yang masih banyak belum dilunasi.

Di Bantaeng juga ditemukan adanya dugaan indikasi korupsi disebagian proyek yang menggunakan dana APBN/APBD. Termasuk soal proyek “mangkrak” yang data-datanya dipegang salah satu pemerhati Bantaeng.

Berbagai kegagalan, serta komitmen NA yang sering diragukan, juga menjadi salah satu alasan Tim Akar Rumput (Arum) NA memilih meninggalkannya, dan menyatakan dukungan ke IYL-Cakka.

Keluarga NA, Andi Bachtiar (Karaeng Tiar) menuturkan, sikapnya mendukung IYL-Cakka tak perlu ditawar. Pasalnya, pasangan nomor urut 4 itu dinilai tidak plin-plan dalam bersikap. Taro ada, taro gau.

Senada dipertegas keluarga dekat NA lainnya, Karaeng Joni Latippa. Sepupu satu kali NA itu mengurai, tim akar rumput yang dulunya bergerak untuk NA, kini semakin solid dibarisan IYL-Cakka.

“Jaringan Tim Akar Rumput itu sebagian besar semakin solid ke IYL-Cakka,” sebut Karaeng Joni yang disegani di Kabupaten Bantaeng tersebut.

Sementara Ketua Rumah Kita IYL-Cakka di Bantaeng, Karaeng Saso, merupakan kerabat dekat NA. Ia pernah sama-sama di Jepang. Termasuk juga ikut memperjuangkannya saat NA maju di periode pertama di Bantaeng.

“Alhamdulillah, dukungan dari berbagai lapisan masyarakat di Bantaeng kini semakin banyak ke IYL-Cakka. InsyaAllah, kami tidak akan mempermalukan beliau di Bantaeng,” terangnya.

Bukan itu saja, eks pentolan pemenangan NA di Pilkada Bantaeng, bahkan ada yang rela menjadikan kediaman pribadinya sebagai posko pemenangan IYL-Cakka, yakni rumah kita.