Program ini merupakan tindak lanjut ASEAN Working Group on Environmentally Sustainable City (AWGESC) pada 2003 lalu.

Environmentally Sustanable City dimatangkan setelah pertemuan puncak Menteri Lingkungan di Asia Timur (10 negara Asean + Cina-India-Jepang-Korea-Australia-Selandia Baru).

Menurut data kementrian LH, keberhasilan pemerintah kota Makassar ini tak lepas dari komitmen Wali Kota Makassar melalui program MTR dan bank sampah.

” Tidak gampang mendapat penghargaan adipura Asean. Tapi harus ada upaya dan komitmen pemerintah daerah dan tergantung kemampuan walikotanya sebagai pemimpin,” tegas Sudirman.

Bank sampah sendiri telah membawa perubahan yang besar pada Masyarakat kota Makassar. Bagaimana tidak dari sampah tersebut banyak warga yang terbantukan kehidupannya.

” Dari hasil sampah yang dikelolah Bank sampah banyak yang menambah penghasilan lewat itu. Makanya bisa membantu kehidupannya sedikit lebih sejahtera. Setidaknya lingkungan juga lebih diperhatikan,” tambah Firman Pagarra.

Penggarapan serius mengenai Bank Sampah juga ditandai dengan kunjungan yang dilakukan kunjungan kabid persampahan, Drs. Ayyub hari ini. Kata dia, kunjungannya ingin membagi ilmu mengenai cara pendaur ulangan sampah.

” Kedatangan kami ini ingin memberikan keterampilan bagi masyarakat untuk mengoptimalkan pengelolaan peran- peran dari bank sampah yang telah terselenggara,” jelasnya.

Hal itu juga bertujuan untuk meningkatkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Bagaimana tidak jika hasil dari sampah bisa didaur ulang dan dijual itu bisa menghasilkan. (rls)