Salah satu tantangan Pemerintah Daerah mungkin merencanakan strategi bagaiamana melihat peta potensi wilayah saat ini, merevitalisasi wilayah yang terdapat sumber daya yang dapat dikelola untuk menciptakan sumber pendapatan daerah yang baru selain yang sudah dikelola sebelumnya. Contoh misalnya pada wilayah pariwisata dan industri dapat dilakukan perubahan status wilayah desa menjadi kelurahan ketika syarat perkotaan telah terpenuhi seperti populasi dan luas wilayah sebagai kota. Hal ini untuk memudahkan jalur koordinasi dan instruksi Pemerintah Daerah dari atas sampai kebawah (Kelurahan). Apatahlagi telah ada pengelolaan sumber energi dilokasi tersebut maka Intervensi dilakukan untuk menciptakan sumber pendapatan asli daerah. Ini hanya sebagian kecil yang dapat dilakukan diantara sekian banyak yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah.

Dalam 100 hari Kerja Bapak Bupati, memberikan gambaran akan arah dan ekspektasi yang akan dicapai dan mengintruksikan kepada seluruh fihak baik unsur Pemerintah Daerah, Organisasi/BUMN dan masyarakat untuk bergerak bersatu padu dalam berbagai aksi nyata yang langsung dicontohkan oleh beliau diantaranya hal kebersihan lingkungan.
Momentum hari jadi Kabupaten Jeneponto berbagai aksi dilakukan, konteksnya pada lingkungan ditandai dengan aksi “BERSATU PADU”. Cara ini diharapkan semua elemen terlibat dalam menjaga kebersihan lingkungan – darat (tanah, bebatuan dll), udara (atmosfir) dan air. Segala segmen harus dijaga kebersihannya oleh karena perilaku kita terkadang menjaga kebersihan lingkungan dengan membakar sampah sehingga mengotori udara kita yang juga salah satu aspek lingkungan yang harus dijaga dari pencemaran. Udara yang tercemar sangat berpengaruh terhadap kesehatan manusia telah kita tahu namun karena kita abai dan menganggap sepele sehingga perlakuan sampah yang terkumpul selalu dibakar. Efek dari pembakaran itu juga mencemari air permukaan atau sumur dangkal yang sering digunakan untuk MCK dan ladang.

Kebutuhan air yang meningkat tidak berbanding dengan kuantitas air alih-alih kualitasnya sehingga hal ini mesti disadari oleh kita semua. Semakin meningkatnya populasi dan polusi, kuantitas air bersih bumi juga semakin berkurang demikian pula kualitasnya.
Apakah hal ini akan semakin buruk ketika tidak ada kesadaran dan usaha untuk menanggulangi itu? Mungkin akan semakin buruk. Masyarakat umumnya mungkin belum menemukan solusi dan masih berfikir praktis. Program pengolahan sampah yang berkelanjutan kurang tersosialisasi dan pelaksanaannya tidak efektif berjalan sesuai konsepnya. Semua itu mesti menjadi perhatian maksimal bersama – Pemerintah Daerah, Perusahaan/BUMN, Organisasi dan masyarakat – menciptakan best practice untuk hidup sehat sehingga bahagia terasa dimasyarakat kita dan seiring pada pencapaian Adipura. Itu sangat dimungkinkan ketika kekuatan kebersamaan telah ada akan menjadi modal sosial untuk melangkah menggapai harapan.

Oleh karenanya menjadi kewajiban kita semua – meski beragam profesi dan posisi namun bergerak satu tujuan – memberikan dukungan kepada Bapak H. Paris Yasir selaku Bupati Kabupaten Jeneponto, untuk menghadirkan kebahagiaan bagi masyarakat dalam bingkai falsafah kearifan lokal sipakatau, sipakainga dan sipakala’biri yang bersumber dari nilai-nilai kebenaran. Kolaborasi tercipta dari kohesi sosial yang kuat untuk berkinerja memberikan yang terbaik sehingga gerak perubahan menuju cita-cita besar “Jeneponto Bahagia” akan tercapai.

Pada akhirnya saya mengucapkan selamat dan sukses merayakan hari jadi Kabupaten Jeneponto ke 162 kepada Pemerintah Kabupaten Jeneponto dan seluruh masyarakat Jeneponto dimanapun berada, semoga semangat harmonisasi tetap terjaga untuk jeneponto bahagia. (*)