Ini menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab kolektif dalam menciptakan lingkungan yang bebas dari intoleransi. Rahmad Maulana, diaspora asal Aceh, menambahkan bahwa peningkatan kualitas program moderasi beragama sangat penting.

Hal ini menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan hanya sebuah konsep, tetapi juga sebuah praktik yang harus terus-menerus dievaluasi dan disesuaikan dengan dinamika masyarakat.

Pentingnya moderasi beragama tidak bisa dianggap remeh. Dalam menghadapi radikalisasi yang mengancam, upaya pencegahan melalui pendidikan dan dialog yang konstruktif adalah langkah yang lebih baik daripada menunggu masalah muncul.

Melalui workshop ini, Prof. Wardah telah menciptakan ruang bagi para peserta untuk berdiskusi, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi dalam mencari jalan tengah yang dapat mendamaikan perbedaan.

Sebagai penutup, inspirasi yang diberikan oleh Prof. Wardah bukan hanya untuk mahasiswa di Serbia, tetapi juga untuk seluruh masyarakat Indonesia dan dunia.

Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan harmoni dalam keragaman, dan kita semua memiliki peran dalam mewujudkannya. Mari kita bersama-sama menerapkan nilai-nilai moderasi dalam kehidupan sehari-hari, demi masa depan yang lebih damai dan sejahtera.