Agus yang kembali diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan balik seolah masuk dalam framing yang dibangun oleh tim NH-Aziz melalui rilis yang disebar ke media.

Dia mengaku mendapat laporan mendapat informasi ada siswa di Gowa yang belum lancar membaca. Meski demikian, dia mengakui itu adalah oknum saja.

“Ini seperti apa. Kenapa ada sampai begini. Ini juga informasi yang kami terima,” ucapnya.

Lagi-lagi dengan gaya santai dan bercanda bahwa Ichsan mengaku kaget dengan informasi itu. Tapi menurutnya itu adalah hal yang biasa saja.

“Saya kaget kalau ada yang tidak bisa membaca. Tapi biasa, kalau ada yang mengatakan seperti itu. Karena kurikulum tidak ada yang berubah. Konteksnya tidak berubah, tapi oknum berangkali yah,” kata Ichsan sambil tertawa.

Hanya saja, bukan opini ataupun wacana yang sengaja dibangun. Keraguan terhadap SKTB langsung dijelaskan berdasarkan data oleh Ichsan.

“Tapi jelas indikatornya bahwa SKTB itu akan sukses, jelas. Karena sebelum SKTB diberlakukan paling tinggi hanya 82 orang yang masuk ke perguruan tinggi tanpa tes. Sekarang 568 masuk keperguruan tinggi termasuk UI, ITB dan IPB itu tanpa tes,” tegasnya.

Bahkan dia menegaskan, SKTB adalah konsistensi dari Undang-undang dasar 1945. Dimana anak-anak diwajibkan mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas.(*)