Konsep yang diusung adalah memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, sehingga perayaan ini dapat menjadi daya tarik wisata yang mendukung perekonomian masyarakat sekitar.

Para pemilik perahu di Sungai Belokallong akan mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi sebagai penyedia arena rekreasi dan wisata air.

Pengunjung akan diajak menikmati keindahan alam sambil merasakan kebersamaan dalam semangat memperingati Maulid.

Junaedi berharap, dengan mengintegrasikan nilai-nilai religius dan budaya lokal, perayaan ini akan menciptakan atmosfer yang hangat dan penuh makna.

Bupati Junaedi mengusulkan agar perayaan Maulid ini diberi nama “Maudu Ratea Ri Jeneponto”, yang mencerminkan identitas dan kearifan lokal. Ia mengajak semua pihak untuk mendukung rencana ini, demi mewujudkan Jeneponto sebagai Butta Turatea yang religius dan berbudaya.

Dengan sinergi antara agama dan budaya, Junaedi yakin bahwa perayaan ini akan menjadi momentum penting dalam memperkuat jalinan silaturahmi di kalangan masyarakat.

Dengan harapan dan semangat yang tinggi, Junaedi Bakri mendorong seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan perhelatan ini, menjadikan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai momen bersejarah yang tidak hanya dirayakan, tetapi juga dihayati dalam kehidupan sehari-hari.