Kepala Seksi Pelayanan Tahanan, Angga Satrya menyebut pembinaan kemandirian ini penting untuk bekal wirausaha warga binaan yang diharapkan dapat dilanjutkan setelah bebas nanti dan mampu menjadi salah satu sumber penghasilan sehingga menjadi insan yang mandiri, produktif, berguna bagi keluarga dan bangsa.

“Dengan lahan terbatas, saat ini kita ujicoba 1.000 ekor, baru berjalan semingguan. Kolam ini sendiri dibuat oleh warga binaan yang terlibat dalam budidaya ikan lele dibimbing langsung oleh jajaran Staf Sub Seksi Bimbingan Kegiatan Kerja, bahkan Karutan,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Sub Seksi Bimbingan Kegiatan Kerja, Muh. Syafruddin Achmad selaku Koordinator kegiatan mengatakan budidaya ikan lele melibatkan 5 orang warga binaan. Selain kolam ikan warga binaan juga diajarkan bagaimana membuat sistem rantai makanan. Semuanya melalui pendampingan dan pengawasan yang ketat oleh petugas.

“Setiap pagi warga binaan sudah harus membersihkan kolam ikan, memberi makan. Di sekitar kolam ikan ini ada pakannya seperti daun pepaya dan ubi jalar. Jadi sebelum kolam ini dibuat, pepaya dan ubi kayu dulu yang ditanam,” ujarnya.

“Saat ini warga binaan sedang membuat bedeng yang terbuat dari botol bekas untuk tanaman seledri dan sawi yang nantinya diletakkan disekeliling kolam agar dapat menyerap air dari kolam serta kotoran ikan lele ini yang akan menjadi pupuknya, jadi terbentuk semacam rantai makanan pada kolam tersebut,” jelas Syafruddin.

Salah satu warga binaan “JML” peserta budidaya ikan lele mengatakan sangat bersyukur dan antusias mengikuti program ini. Ia bercita-cita akan menggeluti usaha ini ketika bebas nanti.

“Sebelumnya sudah pernah coba pelihara ikan nila pakai kolam begini, cuma ukurannya lebih kecil lagi. Selama ikut bimbingan ini, kembali semangat dan berniat memulai usaha budidaya ikan nanti kalau bebas,” ungkapnya. (NN)