Sebelum memundurkan diri, Syarif sempat dipercayakan menjadi tim Monitoring dan Evaluasi (Monev) oleh NA-ASS. Dia juga menjelaskan lebih jauh soal pencitraan berlebihan yang selama ini membuatnya terlena.

“Belum lagi NA katanya berhasil datangkan investor untuk menanamkan sahamnya di Bantaeng, tapi kenyataannya investor itu yakni PT PUJA dan PT TITAN (Investor negara asing) sebagai pendiri Pabrik smalter (Nikel) di Kabupaten Bantaeng itu belum melunasi utangnya ke warga sebesar 4, 5 Milyar,” tegasnya.

“Sungguh saya kecewa karena selama ini saya anggap program NA itu berhasil tapi ternyata tidak. Yang ada itu adalah pembohongan publik yang selalu NA gembor-gemborkan,” imbuhnya.

Terbaru, NA yang secara gamblang menyebutkan bahwa Pantai Seruni jauh lebih indah dari Pantai Losari pada Debat Kandidat kemarin dinilainnya adalah percaya diri (PeDe) yang sangat tinggi.

“Itu kan pernyataan bodoh itu saya bilang. Bagaimana mungkin bisa kasi lebih indah dari Losari. Itu bahasa terlalu sombong, tidak sesuai fakta dan realita lapangan. Selalu saja pembohongan publik,” tandasnya. (*)