“Kegiatan literasi perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak karena Sulsel masih jauh dari kata layak untuk menjadi kota literasi. Kita berada di urutan keempat terburuk dan masuk dalam zona merah dalam hal literasi.” Lanjutnya.

Saat sesi wawancara, Alwy menyesalkan niat Pemerintah Kota Makassar yang terkesan tidak tulus dalam mengurus masalah pengembangan literasi.

“Pemerintah memanfaatkan kegiatan literasi ini untuk kepentingan politik, tidak tulus. Padahal peradaban suatu daerah dilihat dari kemajuan literasinya. Kekalahan dalam literasi menjadi bukti bahwa kita tidak mampu memanfaatkan peradaban.” Tegas dosen Sastra dan budaya di fakultas sastra Unhas ini.

Ia juga menuturkan, literasi harus ditumbuhkan sejak dini, misalnya dengan membentuk kurikulum pendidikan dasar sampai menengah yang mendidik anak-anak untuk mampu bercerita dan menuliskan pengalamannya serta meningkatkan peran orangtua sebagai pendidik pertama dan utama dalam keluarga guna mengenalkan budaya literasi kepada anak-anak.(*)

Kiriman : Suterayani Suparmin (Peserta Kegiatan)
Editor : (Kusuma Widodo/Matasulsel)