Merajut Asa di Bumi Turatea: Kopdes Merah Putih, Harmoni dari Pusat untuk Jeneponto Bahagia
Antusiasme yang Bersemi di Pelosok Desa
Gayung bersambut, antusiasme masyarakat di berbagai penjuru Jeneponto menyambut hangat kehadiran Kopdes Merah Putih. Di Desa Bontojai, misalnya, para petani rumput laut sudah mulai berdiskusi tentang potensi membentuk koperasi untuk meningkatkan nilai jual hasil panen mereka. “Biasa masih sering kesulitan modal dan harga jual juga ditentukan tengkulak. Semoga dengan adanya Kopdes ini, kami bisa lebih mandiri,” ungkap Daeng Sibali, salah seorang petani rumput laut dengan nada penuh harap.
Hal serupa juga terlihat di Desa Jenetallasa Kec. Rumbia yang terkenal dengan hasil perkebunan. Para petani kebun di sana melihat Kopdes Merah Putih sebagai peluang emas untuk mengembangkan usaha perkebunan mereka, tidak hanya dari segi produksi tapi juga pemasaran. “Banyak hasil perkebunan, tapi masih perlu pemasarannya yang lebih baik lagi. Kami berharap koperasi bisa membantu kami menjangkau pasar yang lebih luas,” tutur Ramli, seorang pedagang dengan semangat membara.
Tantangan di Depan Mata, Harapan Tak Pernah Padam
Tentu saja, mewujudkan 82 Kopdes Merah Putih dalam waktu yang relatif singkat bukanlah pekerjaan mudah. Tantangan seperti pembentukan dan sosialisasi yang efektif, pendampingan yang berkelanjutan, serta membangun kesadaran berkoperasi di tengah masyarakat menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan dengan sinergi dan kerja keras.
Namun, dengan komitmen kuat dari Pemerintah Kabupaten Jeneponto di bawah kepemimpinan Paris Yasir dan Islam Iskandar, serta dukungan penuh dari pemerintah pusat, harapan untuk melihat Jeneponto yang lebih berdaya secara ekonomi melalui gerakan koperasi ini semakin nyata.
Tekad ini juga disambut antusias oleh Dinas Koperasi UKM yang bersinergi dengan stakeholder lainnya.
“Per 15 Mei 2025 telah terbentuk 43 Kopdes merah putih dari 82 Desa. Hingga tersisa 39 Desa. Harus tuntas sebelum dilaunching,” ungkap Kadis Mernawati.
Kopdes Merah Putih yang akan dilaunching secara nasional pada 28 Oktober 2025 bukan sekadar nama, melainkan sebuah simbol persatuan dan gotong royong. Ia adalah jembatan yang menghubungkan harapan masyarakat desa dengan dukungan pemerintah. Di setiap desa yang kelak berdiri kokoh Kopdes Merah Putih, di sanalah harmoni antara pusat dan daerah terjalin, merajut asa untuk Jeneponto yang semakin bahagia dan mandiri. Geliat ini adalah awal dari sebuah perjalanan panjang, sebuah simfoni pembangunan yang nadanya mulai terdengar merdu di seantero Bumi Turatea. (*)