“Kami beda pendapat. Pemerintah lain dan pihak TNI juga lain. Saya konfrensi pers, pak dandim juga melakukan hal yang sama. Tapi masalah ini akhirnya menemui titik temu,” kata Cakka.

Kenangan selanjutnya menurut Cakka adalah saat terjadinya peristiwa jatuhnya pesawat Aviastar di bukit Bajaja, Latimojong. Di situ ia ambil alih komando, karena sedikit ada selisih paham antara pihak kepolisian dan TNI.

“Karena ini menyangkut kepentingan orang banyak, waktu peristiwa itu saya sempat ambil alih komando. Biasalah di lapangan. Ada sedikit masalah,” ujarnya.

Kepada penjabat baru Dandim 1403 Sawerigading, Letkol Inv. M Imasfy, Cakka mengungkapkan, Luwu Raya adalah satu keluarga yang diikat rasa kekeluargaan.

“Kami hanya dibatasi dalam hal administrasi batas wilayah saja. Tapi pada dasarnya kami satu. Diikat oleh budaya yang sama. Menjunjung nilai kemuliaan. Kemuliaan itu akan selalu ada jika semua pejabatnya tidak silau akan harta. Tidak tuli pada saran dan kritikan dan tidak terlena dengan sanjungan,” tegas Cakka. (*)