Dilansir dari liputan6.com Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, ‎sektor industri menyumbang 20% dalam Produk Domestik Bruto (PDB), jika dengan industri turunan maka sumbangannya terhadap PDB sebesar 30%.
“Kalau kita lihat kontribusi industri dibanding yang lain dalam PDB masih memberikan sumbangan yang besar,” kata dia dalam Seminar Nasional Outlook Industri 2018, di Hotel Bidakara, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Airlangga menyebutkan, pertumbuhan tertinggi sektor industri terdapat pada industri logam dasar sebesar 10,6 persen, makana‎n minuman 9,94 persen, kimia farmasi di atas 8 persen, mesin dan perlengkapan 6,35 persen, serta alat angkut 5,63 persen‎.

Tidak hanya penyerapan tenaga kerja, kontribusi dari perindustrian juga dari PDB sebesar 20% dan industri turunannya sebesar 30%. Ini juga dapat mendukung Revolusi Industri 4.0 dari jumlah terserapnya tenaga kerja dan ditambahkan dengan pendidikan tentang industry membuat membuka peluang untuk Indonesia dapat bergelut dalam Revolusi Industri 4.0.

Dilansir pada tirto.id, Airlangga menambahkan pertumbuhan industry nasional masih perlu dipacu dari segi investasi, teknologi, dan kualitas sumber daya manusia (SDM). “Ketersediaan SDM yang terampil sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor industri,” kata dia.

Dia mengingatkan, di era revolusi industri 4.0, kebutuhan terhadap SDM berkualitas, terutama yang memiliki kompetensi menguasai teknologi digital, semakin tinggi. Bonus demografi hingga 15 tahun ke depan merupakan potensi yang harus dimanfaatkan.

“Oleh karena itu, presiden Joko Widodo mengamatkan agar tahun ini lebh fokus gencar menjalankan berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan vokasi, setelah fokus pada pembangunan infrastruktur,” ujar airlangga.

Melihat dari data-data di atas, Indonesia mempunyai potensi untuk dapat menjadi bangsa yang besar dalam hal pembangunan dan memiliki harapan untuk dapat bersaing dalam Revolusi Industri 4.0 lewat sedikit polesan dari pendidikan. Terbukanya peluang pekerjaan agar dapat mengurangi tingkat pengangguran yang masih naik turun dari tahun 2017 ke 2018.

Pada tahun ini untuk dapat mencapai kesuksesan, apakah Negara dapat membukaan lapangan pekerjaan untuk menurunkan TPT yang terhitung tinggi? Menampung dan menyembuhkan keresahan dari para pekerja yang melakukan aksi? Dan melakukan penanaman pendidikan kepada SDM dengan merata dan bekualitas?