Mengutip pernyataan Ketua Bidang Infokom dan Propaganda Partai Buruh yang juga sutradara film Kahar S. Cahyono. Irwan menjelaskan, Latar belakang pembuatan film ini didasarkan pada kenyataan, bahwa di Indonesia, demokrasi elektoral selama ini jauh dari rakyat kecil.

Tak jarang rakyat kecil, termasuk kelas pekerja hanya dijadikan komoditas politik oleh elite politik dan kaum oligarki.

“Atas dasar itu, kami menilai kebijakan politik yang diambil lebih banyak merugikan kelas pekerja dan jauh dari suara rakyat,” ucap iwan.

Hingga akhirnya, kaum buruh, petani, nelayan, miskin kota, pekerja rumah tangga, pemuda, hingga penyandang disabilitas, menyadari pentingnya kelas pekerja untuk ikut ambil bagian dalam membangun alat politiknya sendiri.

Adapun Kahar menambahkan, “Kiprah rakyat kecil ini bangkit merebut ruang politiknya dengan membangun partainya sendiri inilah yang dipotret dalam film ini.”

Sementara itu, Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengapresiasi pembuatan film oleh kalangan buruh. Menurutnya, film ini bisa menginspirasi generasi milenial agar memahami realitas sosial yang terjadi. (*)