Alumni Sekolah Tinggi Agama Islam Lukman Al-Hakim Surabaya ini juga mengungkapkan kesan sederhana itu tampak jelas dari pakaian  yang dikenakan suami Sabriati Aziz. Katanya, baju dan celana kain yang hitam yang kerap dikenanakan di berbagai aktivitas seharga Rp100 ribuan. Sepatu kantornya pun tak lebih dari Rp300 ribuan. 

Barang mewah bukanlah menjadi kebutuhan bagi Aziz Qahhar. Ayah dari delapan anak ini selalu menanamkan agar selalu merawat nilai kesederhanaan. Untuk memangkas rambut pun, ia tak terbiasa ke salon melainkan ke pangkas rambut madura. 

Tak hanya itu, Syaiful juga mengenal sosok kesederhanaan Aziz Qahhar lewat berbagai kunjungan kerja. Ketimbang menyewa kamar hotel, pria kelahiran Palopo ini lebih nyaman dengan “menumpang” di rumah teman atau pondok pesantren. 

“Pesantren bisa mengontrol saya. Baik secara moral, spiritual, dan sosial,” ujar Aziz terkait kesederhanannya bermukim di pesantren. (*)